Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada sedikitnya tiga kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Tekanan darah sistolik yaitu tekanan ketika jantung berkontraksi dan memompa darah. Sedangkan, tekanan darah diastolik yaitu tekanan ketika jantung berelaksasi dan darah masuk kedalam jantung.
Menurut American Heart Association (AHA), hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi sebelum mereka memeriksakan tekanan darahnya. Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak mengalami suatu tanda atau gejala yang berarti sebelum terjadi komplikasi.
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa tidak, hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi.
APA HUBUNGAN ANTARA MARAH DENGAN HIPERTENSI ?
Di zaman yang sudah modern ini masih banyak orang yang bilang, bahwa marah-marah itu bisa menyebabkan atau merupakan tanda-tanda seseorang mempunyai tekanan darah tinggi atau bahasa kerennya hipertensi, bener gak sih ?
Menurut penulis, tekanan darah tinggi dapat meningkatkan beban kerja jantung yang menyebabkan aktivitas adrenalin menjadi meningkat. Peningkatan aktivitas adrenalin ini menyebabkan seseorang mudah merasa cemas, emosi, takut, curiga, dan mudah tersinggung yang dapat berujung pada kemarahan.
James A McCubbin, professor psikologi dari Clemson University, Amerika Serikat, dan koleganya juga telah membuktikan bahwa penderita hipertensi cenderung mengalami penurunan kemampuan dalam mengenali rasa marah, takut, dan sedih.
Sehingga secara ilmiah, mudah marah hanyalah suatu tanda atau gejala hipertensi yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas dari hormon adrenalin, tapi tidak dapat dikatakan sebagai penyebab hipertensi.
Penulis : Dhela Sekartaji