Tahukah kamu apa itu tanaman ashitaba? Tanaman ini sering kali disebut seledri Jepang karena morfologi daunnya seperti seledri dan tanaman ini berasal dari Jepang, tepatnya dari Pulau Panjang Umur. Konon, penduduk yang menghuni pulau tersebut terkenal dengan umurnya yang panjang sekitar 90 tahun. Setelah diteliti, salah satu rahasia dari penduduk tersebut adalah dengan mengonsumsi daun ashitaba ini menjadi sayur. Ternyata, ashitaba ini memiliki banyak sekali kandungan dengan berbagai manfaat, diantaranya yaitu memiliki kandungan antioksidan dan dapat meningkatkan sistem imun tubuh.
Ashitaba atau Angelica keiskei merupakan tanaman yang dijuluki “malaikat penyelamat”. Seperti halnya angel yang berarti malaikat. Beragam kandungan zat aktif ashitaba inilah yang menyebabkan ashitaba memiliki beragam manfaat. Hasil penelitian Universitas Farmasi Osaka tahun 1990, jumlah kandungan bahan aktif dalam 100 g ashitaba adalah terdapat xanthoangelol 0,25%, 4-Hydroxyderricin 0,07% dan total chalcone 0,32% (Baba, 1995). Total flavonoid di dalam pucuk ashitaba berkisar 219 mg/100 g per berat basahnya (Yang et al. 2008). Selanjutnya menurut Ma’mun et al. (2009), di dalam ashitaba terdapat zat asam hexadecanoat 2,42%, asam palmitat 5,08%, xanthotoxin 3,12%, asam linoleat 9,17%, pyrimidine 2,70%, strychnidinone 3,18% dan smenochromena 7,55%. Selain itu, terdapat pula vitamin, asam amino dan unsur mineral. Kandungan yang sangat berlimpah, bukan?
Lantas, apa saja kegunaan ashitaba ini? Berdasarkan kandungan zat berkhasiat di atas, ashitaba ini memiliki banyak potensi untuk kesehatan. Manfaat ashitaba ini mulai dari kesehatan kulit, sampai pengobatan pada penyakit-penyakit. Zat aktif yang terdapat dalam chalcone bermanfaat untuk meningkatkan produksi sel darah merah, produksi hormon pertumbuhan, serta meningkatkan sistem imun untuk melawan penyakit infeksi. Sedangkan, menurut Sigurdsson et al. (2005) ekstrak daun ashitaba ini memiliki aktivitas sebagai antitumor, antikanker (paruparu dan kulit). Menurut Wicaksono dan Syafirudin (2003) efek antioksidan ashitaba melebihi anggur, teh hijau maupun kedelai. Dia berfungsi dalam menjaga organ tubuh dan kerusakan sel akibat radikal bebas, serta memperlambat proses penuaan. Nilai total aktivitas antioksidan dari ashitaba berkisar 1890±30 mg/g berat kering (Chen et al. 2004). Ashitaba juga berguna sebagai lactagogen karena mampu meningkatkan pengeluaran ASI.
Disamping itu, dapat juga digunakan sebagai pengobatan maag, hipertensi, jantung koroner, asma, liver, menurunkan kolesterol, osteoporosis, ginjal, dan menambah vitalitas, penghambat proliferasi HIV dan sebagai antibakteri terutama Staphyloccocus aureus dan Staphyloccocus epidermidis. Menurut Enoki et al. (2007), ashitaba dapat disebut sebagai tanaman insulin karena dapat menyembuhkan penyakit diabetes.
Cara penggunaan ashitaba ini dapat dilakukan dengan sederhana. Daun ashitaba dapat digunakan dalam keadaan mentah atau direbus, sedangkan batang dan akar harus direbus terlebih dahulu lalu sari airnya diminum untuk tujuan pengobatan. Untuk penggunaan dalam bentuk serbuk, satu sendok teh serbuk dicampur dengan 150 mL air panas.
Sumber : Sembiring, Bagem Br. dan Feri Manoi. 2011. “Identifikasi Mutu Tanaman Ashitaba”. Jurnal bul. Littro. Vol. 22 no. 2, bogor, hlm. 177 – 185.
Penulis : Nina Fitriyana