Sebenarnya Kanker itu Apa?

Sebenarnya Kanker itu Apa?

KANKER. Sebenarnya Kanker Itu Bakteri Atau Virus Sih? Atau Bukan Keduanya?

Kanker bukan lagi menjadi hal yang asing dikalangan masyarakat. Akan tetapi, masih banyak pengetahuan tentang kanker yang belum diketahui secara baik. Menurut WHO, kanker merupakan penyakit nomor satu yang dapat membunuh manusia di dunia, tercatat terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian yang terjadi pada tahun ini. Namun, masyarakat masih awam tentang seperti apa kanker yang sebenarnya dan apa saja penyebabnya.

Perbedaan antara bakteri, virus, dan kanker sebenarnya sangat signifikan. Bakteri merupakan kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Lain halnya dengan virus, virus bukan termasuk organisme ataupun mikroorganisme, hal ini dikarenakan virus membutuhkan inang untuk pertumbuhannya. Apabila inang tersebut mati, maka virus akan ikut mati. Lalu bagaimana dengan kanker? kanker bukanlah bakteri ataupun virus, melainkan sebuah sel yang terus berkembang secara abnormal. Perkembangan sel ini dapat merusak proses teratur yang ada di dalam tubuh. Sel yang seharusnya mati menjadi tidak mati, dan sel yang tidak dibutuhkan terus tumbuh tanpa terkendali.

Pada umumnya, di dalam tubuh manusia terdapat sel kanker. Yang membedakan antara satu tubuh dengan tubuh yang lainnya hanya terdapat pada aktif atau tidak aktifnya sel kanker itu sendiri. Sel kanker ini juga tidak semena-mena dapat tumbuh dengan cepat, melainkan terdapat 3 tahapan terjadinya sel kanker.

Pertama, pada tahap inisiasi atau tahap terbentuknya sel kanker awal, terjadi perubahan genetik dalam sel somatik (sel inisisi) normal melalui proses mutasi dan masuk ke mekanisme perkembangan menjadi sel tidak normal. Mutasi pada tingkat DNA menyebabkan sel tumbuh lebih cepat dari sel sekitarnya, Perubahan ini mengaktivasi gen pertumbuhan (proto-oncogene) dengan menghambat gen penahan (tumor suppresor gene). Tahap ini terjadi dalam beberapa hari, tetapi sel dapat kembali normal apabila tidak ada faktor yang dapat mempengaruhi promotor.

Tahap kedua yaitu tahapan promosi yang merupakan perkembangan awal sel yang terinisiasi membentuk klon melalui pembelahan dan berinteraksi melalui komunikasi antar sel. Stimulasi sitogenik, faktor diferensiasi, proses mutasi dan non mutasi (epigenetik) merupakan awal pertumbuhan pra neoplastik. Proses ini membutuhkan waktu lebih lama hingga 10 tahun bahkan lebih. Setelah tahapan promosi ini berhasil dilalui dalam pembentukan sel kanker, maka akan berlanjut ke tahapan progresi. Apabila telah mencapai tahapan progresi ini, maka sel tidak dapat kembali menjadi sel normal.

Tahapan progresi, pada tahap ini terjadi instabilitas genetik yang menyebabkan perubahan mutagenik dan epigenetik. Proses ini menghasilkan klon baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas proliferasi, bersifat invasif menyerang jaringan sekitar dan peningkatan potensi metastasis atau menyebar ke tempat lain. Jika tidak ada yang menghalangi, sel kanker tumbuh dalam jumlah banyak dan mempengaruhi fungsi tubuh atau menimbulkan keluhan (gejala klinis). Tahapan ini berjalan lebih cepat.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan sel kanker menjadi aktif. Faktor ini terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal (tidak dapat dikendalikan) dan faktor eksternal (dapat dikendalikan). Faktor eksternal ini dapat berupa paparan asap rokok, polusi yang ada di dalam atau luar ruangan, penyakit kronis, paparan radiasi dan sinar matahari, serta paparan lain yang terdapat di tempat kerja (seperti pertambangan) dan gaya hidup (seperti, kurangnya olahraga, melakukan hubungan seks bebas dan diet yang tidak dianjurkan). Faktor internal atau faktor yang tidak dapat dikendalikan ini misalnya, jenis kelamin, faktor usia, genetik, dan terdapat riwayat keluarga pengidap kanker.

Meskipun demikian, penyakit kanker tetap dapat dihindari dengan cara menjauhi faktor eksternal yang telah dipaparkan diatas. Kemudian apabila telah mengidap penyakit kanker ini, kemoterapi serta radiasi dapat menjadi pilihan pengobatan yang tepat.

Penulis,

Raja Adhea Amelda Arafah

Kesehatan