Selasa, 29 Mei 2018 – LDK IBNU SINA baru saja menyelenggarakan kegiatan Majelis Istimewa 1 untuk membahas masa kepengurusan yang perlu diperpanjang. Ya, menjelang akhir semester genap, masa kepengurusan adalah hal krusial yang perlu didiskusikan demi kelangsungan sebuah organisasi.
“Acara ini dinamakan sebagai Majelis Istimewa karena selama ini LDK IBNU SINA merupakan lembaga keagamaan dan menjunjung tinggi musyawarah untuk mencapai mufakat, dan topik perpanjangan masa kepengurusan ini termasuk berita acara yang harus segera didiskusikan. Selain itu, dikarenakan ada satu dan lain hal yang berubah dari Yayasan Hazanah yang berdampak juga pada LDK IBNU SINA, maka dinamakan istimewa,” jelas Sisil selaku ketua pelaksana.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini terbilang minim, yaitu sekitar 25 orang dari seluruh anggota LDK IBNU SINA. Namun, hal ini tidak menjadi hambatan bagi kelangsungan kegiatan tersebut.
“Dikarenakan hari ini termasuk pada minggu terakhir perkuliahan dan bertepatan dengan hari libur (Waisak), sebagian peserta sudah ada yang pulang kampung. Maka, jumlah peserta yang hadir tidak banyak. Syukurnya, khidmat dan lancarnya acara tercapai tanpa hambatan yang berarti,” ungkap Sisil.
Majelis Istimewa 1 ini juga dihadiri oleh tamu kehormatan, yaitu Lisarah Fauziah yang tahun lalu menjabat sebagai Ketua LDK IBNU SINA.
“Suatu perubahan pada setiap kepengurusan itu harus dimusyawarahkan karena Islam itu sendiri mengajarkan pada umat-Nya untuk segala sesuatunya harus dimusyawarahkan sampai mencapai mufakat,” jelas Lisarah.
Teh Sarah juga berpesan kepada seluruh mahasiswa, khususnya anggota LDK IBNU SINA agar lebih giat dan aktif dalam bersosialisasi. Baik itu mengenai perkuliahan maupun sosial, dan terutama mengenai masalah keagamaan agar bisa lebih bermanfaat lagi untuk STFI. “Jangan lelah untuk berjuang dalam berdakwah di kampus,” pesan teh Sarah.
Penulis,