Amputasi merupakan ketiadaan sebagian atau seluruh anggota gerak. Amputasi sendiri di bagi menjadi 2 kelompok yaitu amputasi kongenital (bawaan sejak lahir) dan amputasi bedah. Beberapa pasien amputasi kehilangan fungsi dari bagian tubuh yang diamputasi tersebut. Contohnya pasien amputasi tangan akan kehilangan tangan beserta kemampuan untuk meraba, merasakan tekstur dan mengenali benda. Keadaan tersebut biasanya diatasi dengan menggunakan anggota tubuh tiruan/prosthetic yang dapat menggantikan beberapa fungsi anggota tubuh yang diamputasi. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi baru-baru ini ada peluncuran terbaru mengenai dunia medis salah satunya Bionic Fingertip.
Bionic Fingertip merupakan tangan prosthetic yang memiliki sensor untuk mendeteksi sentuhan. Prinsip kerja alat ini adalah pengiriman sinyal listrik ke impuls saraf. Sinyal listrik tersebut didapatkan dengan mengukur tekanan pada artificial tendon yang mengontrol pergerakan jari dan kemudian mengubah hasil pengukuran tersebut menjadi sinyal listrik.
Bionic sendiri adalah ilmu yang digunakan untuk menggantikan struktur anatomi atau proses fisiologi dengan komponen elektronik atau mekanik. Konsep bionic ini pertama kali dimasyarakatkan pada tahun 1970an. Ilmuwan dari EPFL (Ecole polytechnique fédérale de Lausanne) dan SSSA (Sant’Anna School of Advanced Studies, Italia) berhasil mengembangkan riset tersebut pada salah satu pasien amputasi Dennis Aabo Sørensen untuk menerima informasi sentuhan yang canggih ini secara real-time. Kata Sørensen “Ketika para ilmuwan merangsang saraf saya, saya bisa merasakan getaran dan rasa sentuhan di jari telunjuk phantom saya,”. Lanjutnya “Sensasi yang menyentuh cukup dekat saat Anda merasakannya dengan jari normal Anda, Anda bisa merasakan kekasaran piring, dan perbedaan celah dan tulang rusuknya.”
Melalui studi tersebut menyatakan bahwa Sørensen yang telah ditutup matanya selama pengujian mampu membedakan antara permukaan kasar dan halus dengan presentase 96%. Ketika menggunakan alat ini indera peraba Sørensen dapat merasa dan mengetahui bentuk benda yang digenggam beserta tekstur benda tersebut. Namun Bionic Fingertip memberikan tingkat resolusi sentuhan yang superior.
Bionic Fingertip juga telah diuji cobakan kepada pasien non-amputasi dan hasilnya pasien tersebut dapat merasakan tekstur dan bentuk benda dengan keakuratan 77%. Untuk mengetahui bahwa sentuhan dari ujung jari bionik benar-benar mirip dengan sentuhan dari jari sungguhan, para ilmuwan memantau sinyal EEG (electroencephalogram) di otak subjek uji non-amputasi; Sekali dengan ujung jari buatan dan kemudian dengan jari mereka sendiri. Tes menunjukkan bagian otak yang sesuai diaktifkan oleh sensasi. Di masa depan, bionic fingertip akan dikembangkan pada aplikasi lain seperti untuk operasi, peralatan pabrik, dan peralatan tim penyelamat/rescue.
Penulis : Kritceh Natalya Harianja
sumber: https://Medtech.id
www.reuters.com