Aqidahku Terombang-ambing Oleh Korean Wave

Aqidahku Terombang-ambing Oleh Korean Wave

 

(sumber: koreanwavereviews.wordpress.com)

 

안녕하세요…

Annyeonghaseyo…

Kamu tahu pelakor? Eitts… Artikel ini tak kan membahas tentang ‘perebut suami orang’, tetapi kali ini akan dibahas “pelakor” a.k.a penikmat lagu Korea. So, apakah kamu penikmat K-POP?? Atau kamu suka nonton K-Drama?? Kalian pasti punya bias (Idol atau aktor Korea favorit) kan? Pasti tahu Hallyu kan? Yups! Hallyu bisa juga disebut dengan Korean Wave yang artinya ‘gelombang Korea’.

Apa itu Korean Wave?

Korean Wave adalah tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia sejak tahun 1990-an (Wikipedia).

Korea seakan menyihir dunia dengan segala daya tariknya, mulai dari drama, film, musik, kuliner, fashion, dan budaya lainnya. Plus, wajah para entertainernya yang mempesona dan sedap dipandang mata. Tidak hanya di Asia, hallyu bahkan mewabah ke negara-negara barat dan dapat disandingkan dengan film-film Hollywood lainnya.

Bagaimana itu bisa terjadi?

Awal mulanya, Korean Wave diinisiasi oleh para pemuka-pemuka (para presiden Korea Selatan) yang berkeinginan untuk ‘menguasai dunia’, tetapi bukan dengan cara menjajah. Akhirnya, mereka mengadakan Seventh-Five Year, dimana program ini adalah perencanaan untuk mengembangkan sosial-ekonomi negaranya secara continue selama tujuh kali periode presiden, sehingga dapat kita lihat kemajuan pesat dari negara ginseng tersebut. Padahal dari segi sejarah, Korea Selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945 (hanya beda dua hari dengan Indonesia), namun Korea sudah bisa disebut dengan negara maju. Selanjutnya, ‘virus’ Korea mulai menyebar. Virus ini terbagi menjadi 2, yaitu KPop dan K-Drama.

Virus K-Pop dimulai dengan gebrakan dari SM Entertainment yang melahirkan talenta-talenta berbakat. Selanjutnya, menjamurlah perusahaan-perusahaan hiburan lainnya dan menjadi tombak bangkitnya industri hiburan Korea. ‘Virus’ ini menyerang dengan cepat dan bisa bikin kamu ketagihan (musik, dance dan muka kece dari penyanyinya emang bikin ga nahan).

Nah.. Kalau virus K-Drama, biasanya meracuni secara perlahan, karena kamu ga akan langsung suka Korea hanya dengan nonton satu episode. Kamu bakal mulai jatuh hati ketika kamu nonton di episode sekian atau pas lagi adegan klimaksnya. Beberapa orang yang terkena virus ini, akan memberikan efek yang berbeda-beda yaitu second lead syndrome (jatuh cinta sama pemeran pendukungnya, bukan pemeran utamanya), skinship (paling demen banget nungguin adegan romantis yang ada ‘sentuhan fisiknya’), chaebol (suka sama pemeran utama yang tajir bin cakep), mulai menggunakan bahasa Korea di kehidupan sehari-hari (seperti call, hwaiting, otoke, daebak, omo, omona, oppa, dsb), saeguk (suka sama drama yang berbau sejarah Korea, padahal sejarah negara sendiri juga belum tentu hafal, huhuhu), bolmae (awalnya biasa aja, tapi lama-lama jadi suka), dan lain-lain.

Secara hukum Islam, menonton Korea tidak dilarang, namun jika berlebihan bisa menimbulkan penyimpangan aqidah. Hal ini sebaiknya kita hindari.

Loh? Kok bisa?

  1.      Fan Service

Entertainer Korea selalu memberikan fan service, servis-servis yang menyenangkan fansnya. Misalnya, bromance yaitu hubungan sesama lelaki yang cukup dekat. Tak jarang para fans wanita senang melihat biasnya pelukan dengan personil lainnya. Bahkan para fans wanita bisa tergila-gila dan ga rela kalau biasnya jadian sama cewek lain. Hal ini menjadi agak berlebihan kalau kita terlalu mencintai makhluk dibandingkan pencipta-Nya.

  1.     Bias Gender

Banyak banget drama Korea yang menceritakan cowok jadi cewek atau cewek jadi cowok? Alur ceritanya emang suka bikin kita gemes dan ke-cute-an pemerannya yang bikin melting. Tapi, hati-hati teman-teman.. Jangan sampai kita menganggap pertukaran gender ini adalah hal yang lumrah, karena semakin lama hal ini akan berpengaruh pada cara pandang kita dan menggoyahkan aqidah kita sebagai umat beragama.

  1.     Kontak Fisik Dengan Lawan Jenis

Ga di drama Korea aja sih, tapi juga di setiap film lainnya termasuk film lokal. Sebagian besar film/drama yang beredar pasti melakukan kontak fisik dengan lawan jenis. Nah, hal ini punya influence yang sama dengan bias gender. Kita ga pernah tahu, kadang adegan di film (secara ga sadar) kita praktekin di dunia nyata.

  1.     Fashion dan Dance

Aku pun ga munafik sih.. Fashion Korea yang unyu-unyu dan dance mereka yang energik plus meliuk-liuk emang bikin aku terpikat. Tapi teman, bukankah seorang muslim diperintahkan untuk menjaga pandangan? (Saat ini, aku pun masih berusaha menjaga pandangan..)

  1.     Erotic Lyrics

Pernah ga sih kamu cari tahu arti/makna dari lirik K-Pop yang kamu suka? Seringkali kita menyanyi tanpa tahu artinya, padahal liriknya ga bagus.. Jangankan yang berbahasa asing, lagu berbahasa Indonesia pun, masih kita nyanyiin meskipun tahu liriknya menyimpang. Contoh : Lay 6x, panggil aku si jablay.. (Emang mau disebut jablay? Ucapan adalah doa guys.. Jangan baca sambil nyanyi yaaa…)

  1.      Hedonism

Karena Korea, secara ga langsung kita jadi hedonism. Contoh : beli light stick, bela-belain ke luar negeri buat nonton konser, beli album dan CD yang harganya expensive. (Biasanya ini buat K-Popers yang kronik). Allah tak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan.

  1.      Plastic Surgery

Kalau ini, bukan rahasia umum lagi.. Jika operasi plastic bertujuan untuk pengobatan, Islam tak melarangnya. Lain halnya jika kita operasi plastik karena ingin mempercantik diri. Nah, jangan sampai kita kepikiran buat operasi plastik juga ya guys.. Ingatlah kata-kata mutiara dari cherrybelle, “You are beautiful, beautiful, beautiful.. Kamu cantik, cantik, dari hatimuuuuuu..”

Terlepas dari itu semua, hiburan memang menjadi salah satu kebutuhan psikologis bagi manusia. Namun, sesuatu yang berlebihan bisa menimbulkan dampak buruk. Tulisan ini hanya sebagai reminder.. Memang, dari 7 poin di atas, kamu tidak mungkin untuk melakukan itu semua. Namun, suatu hari, kamu akan merasa ‘maklum’ dengan itu semua. Sadarkah kalian, aqidah kita terseret oleh pemakluman itu? Dan seolah kita memiliki sembahan lain selain Allah.. Renungkanlah…

Penulis,

Marliana

Mahasiswa Opini