Ini lah perjalanan tembakau sebelum menjadi bahan utama dari rokok yang selama ini orang yang menghisapnya pun tak tau bahwa bentuk dari tembakau itu sendri bagaimana ataupun peroses pembuatannya. Bagi mereka yang penting enak-enak aja dengan berbagai selera dan tak mempedulikan apa pun mengenai rokok, baik peringatan, kandungan, dan mau pun gambar yang ada dikemasannya.
Nah, kita mulai bahas dari cara penanaman tembakau sampai nanti akhirnya diolah ke pabrik rokok. Sesuai data yang saya dapat dari petani yang berkerja sama dengan PT. Sampoerna untuk mencoba menanam tembakau bahan dari rokok. Pada umumnya petani desa perambon kota Wonogiri, biasa menanam padi, jagung, dan sayuran untuk makan sehari-hari maupun dijual kepasar. Namun belakangan ini petani desa perambon diajak untuk mencoba menanam tembakau yang memiliki penghasilan panen yang tinggi dibanding padi, jagung maupun sayuran. Dengan adanya pengarahan dari pihak PT. Sampoera tentangan cara menanam tembakau dan berbagai perlengkapan serta bahan seperti bibit, pupuk, dan mesin pemotongnya.
Setiap petani yang ingin mencoba menanam di beri bibit ¼ kg untuk 2 hektar sawah dan dapat di perkirakan hasil yang didapat mencapai 20 juta, bial kualiatas dari tembakau bagus. Pertama-tama bibit yang di tanam di semikan sampai muncul batang yang keluar. Di siram 2x sehari sampai 40 hari, baru ditanam disawah. Dengan jarak 25cm pertanaman, jika sudah berumur 4 hari baru dapat dipupuk. Biasanya pabrik akan member pupuk yang digunakan untuk pemupukan, seperti pupuk zk, za, dan tsp(bubuk). Setelah diberi pupuk tananaman dibiarkan selama 2 bulan,tumbuh besar tanpa disiram dan sebisa mungkin bunga yang tumbuh dapat tanaman dibungan sampai waktu dipanen. Bila sudah berusia 2 bulan dipanen bagian daunnya saja dan diletakan diatas karung mahoni. Agar saat mengakat tidak terkena daun maupun getahnya lengket yang dapat membuat kulit menjadi gatal-gatal. Lalu langsung di tutup mengunakan terpal dan dibiarkan dalam rumah terhindar dari cahaya matahari. Untuk didapatkan warna kuning selama 2 hari 2 malam. Jika ada yang gagal atau pada daunnya terdapat warna coklat/kuning-hijau tidak rata, maka sebelum dijemur haruslah dipilih dahulu agar didapat hasil yang bagus. Agar tidak mengurangi harga dari hasil penjualan ke pabrik. Setelah dipilih, lalu dipotong dengan mesin yang disediakan yang di gunakan bergiliran. Lalu dijemur selama 2 hari sampai berwarna kecoklatan. Bila semua kering dan dikumpulkan menjadi satu, lalu akan ditimbang. Untuk 1 kg tembakau kering yang paling murah atau kualitas sangat rendah atau gagal dihargai seharga Rp. 5000,- dan biasanya dijual kepada pabrik lain yang berminat untuk dibuat rokok dengan harga murah.Sedangkan yang kualitas rendah dihargai seharga Rp. 18000,- dan untuk kulitas yang bagus seharga Rp. 20.000,- – 30.000,- pada pabrik PT. Sampoerna.
Dengan ini kalian dapat tau bahwa sebelum menjadi sebatang rokok, tembakau harus melawati proses yang panjang dan memakan waktu yang lama.
Penulis : Mira Pujiati