Pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia masa kini. Setiap manusia berhak mendapatkan dan berkembang dalam pendidikan, dan tidak ada salahnya manusia menempuh pendidikan setinggi mungkin. Hal ini dibuktikan oleh dua orang dosen di Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI), di mana pada tanggal 1 November 2016, kedua dosen tersebut melaksanakan wisuda setelah menyelesaikan pendidikan Pascasarjana (S2) di Universitas Padjajaran. Kedua dosen pengajar tersebut adalah Bapak Rival Ferdiansyah dan Ibu Sri Gustini Husein.
Kedua dosen ini mengambil pendidikan Pascasarjana sesuai bidangnya masing-masing. Bapak Rival yang berkecimpung dalam bidang Farmasetika Dasar, mengambil Teknologi Farmasi sebagai linieritas pendidikannya, dan diselesaikan selama 2 tahun lebih 1 bulan. Sedangkan Ibu Sri dalam bidang Pengawasan Mutu yang berhasil diselesaikan selama 1 tahun lebih 8 bulan.
Keduanya menceritakan pengalaman selama kuliah pascasarjana di Universitas Padjajaran. Rintangan terbesar mereka, yaitu perihal membagi waktu antara kuliah, keluarga, dan mengajar. Tanggung jawab terhadap ketiga hal tersebut sama besarnya, sehingga diperlukan pengorbanan dan tenaga ekstra selama menjalani pendidikan Pascasarjana.
“Awalnya sih berat, tapi setelah dijalanin ternyata bisa. Kalau pengalaman, paling saat penelitan. Karena harus penelitian di Cikarang, jadi terpaksa meninggalkan keluarga. Terus jangan terlalu terpaku pada teori, kadang walau teori sudah di kepala, ternyata bukan itu. Pasti bisa sih kalau yakin dan pasrah, karena segala sesuatu ada yang mengatur. Bila kita pasrah, pasti akan ada hasilnya.” cerita Ibu Sri. “Sempat nangis juga, tapi ternyata bisa kok.” terangnya sambil tertawa.
Begitu pula dengan Bapak Rival yang menceritakan pengalamannya saat menjalani kuliah pascasarjana. “Dinikmatin aja, kan kita harus bertanggung jawab.” tuturnya.
(sumber gambar : http://gallery.unpad.ac.id/)
Penulis: Joana Tania