HOTEL HARRIS BANDUNG—Sabtu, 5 Desember 2015, seperti perayaan wisuda tahun sebelumnya, tahun ini pun ditampilkan persembahan berupa traditional dan modern dance. Traditional dance yang ditampilkan adalah tari Srikandi, dimana tarian ini menampilkan perpaduan gerakan yang yang menunjukkan kegemulaian dan kepiawaian memainkan berbagai senjata, baik panah maupun keris. Dinamika yang berbeda ditunjukkan oleh mahasiswa yang menampilkan modern dance, dimana mereka memberikan penampilan yang energik dan atraktif.
Traditional dance yang dibawakan oleh 3 orang, yang terdiri dari asisten laboratorium, Siti Uswatun, S. Farm, dan 2 mahasiswa angkatan 2013, Adir dan Diah. Dalam penampilannya beberapa mahasiwa tampak kagum akan sosok ibu Uus (demikian panggilan akrabnya), diantara sibuknya jadwal praktikum yang padat, namun masih menyempatkan waktu untuk latihan.
Modern dance dibawakan oleh 7 mahasiswa yang terdiri dari beberapa angkatan (2012, 2014, dan 2015). Sebagai team leader, Eko Yudi Wahito (angkatan 2012) merasa bangga dan puas akan apa yang mereka tampilkan. Diantara segala kesibukan dalam mengikuti perkuliahan dan praktikum, mereka mampu tampil dengan baik.
“ Yah, i am just proud of them cause they are not a dancer, but they keep trying. Saya harap mereka bisa berusaha juga buat kuliahnya”, ujar Eko yang mendapat predikat sebagai salah satu mahasiswa berprestasi baik itu dibidang akademik maupun non-akademik ini.
Wahyu Priyo Legowo, S.Farm, menyatakan bahwa, kemauan untuk menampilkan sesuatu yang beda beliau rasa sudah sangat bagus. Untuk modern dance, menurutnya Eko terlihat yang lebih dominan atau memang konsepnya seperti itu, tapi beliau menyukainya. Sementara, untuk traditional dance masih kurang luwes dalam membawakan tariannya, harus lebih sering latihan agar tidak terkesan memaksakan.
Syarif Hamdani, M.Si, menyatakan, “seni tari yang ditampilkan dapat menjadi penyeimbang. Memberi ruang otak kanan untuk bekerja. Tari Srikandi yang gemulai, mempesona, sementara tari modern yang atraktif seirama dengan kecepatan kerja sehari-hari. Luar biasa!”
Menurutnya, mahasiswa farmasi sangat perlu untuk mengembangkan kemampuan dibidang seni, agar menjadi farmasis yang logis dan santun.
Revika Rachmaniar, S.Farm berpendapat bahwa, baik traditional maupun modern dance berhasil menunjukkan sosok lain dari anak farmasi. Tidak selamanya berkutat dengan kuliah dan laboratorium. Namun demikian, secara pribadi beliau lebih menyukai modern dance.
“Eko itu terlihat lain buat saya karena personal dianya. Anak farmasi, pintar akademik, pintar juga dance. Kanan dan kiri otaknya seimbang,” ungkap ibu Revika Rachmaniar, S.Farm.
Ketua SEMAFI, Ihsan Rahmatillah, memberikan apresiasi yang positif atas keinginan mahasiswa untuk latihan jauh-jauh hari untuk tampil di acara wisuda STFI. Menurutnya, penampilan baik traditional dance maupun modern dance sangat menghibur. Ihsan pun berharap kedepannya akan makin baik dan makin banyak mahasiswa yang terlibat.
“There is a vitality, a life force, an energy, a quickening that is translated through you into action, and because there is only one of you in all time, this expression is unique. And if you block it, it will never exist through any other medium and will be lost.”
–Martha Graham
penulis: Evi
si eko cetil abiiiisss…
bu Us kece badaiiii…
awweeee… meledak ah XP