Menjadi Dosen Berkualitas? Bagaimana Caranya?

Menjadi Dosen Berkualitas? Bagaimana Caranya?

Siapa bilang dosen pekerjaannya cuma mengajar dan memberikan tugas pada mahasiswanya? Sama dengannya dengan mahasiswa, dosen pun memiliki tugas dalam Tridarma. Pertama yaitu pembelajaran, kedua penelitian, dan yang ketiga pengabdian kepada masyarakat. Senin, 09 April 2018 sejumlah dosen Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) melaksanakan Workshop “Peningkatan Mutu Dosen dalam Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Serta dalam Penulisan Jurnal Ilmiah” yang diselenggarakan di Tebu Hotel, Bandung. Workshop ini bertujuan untuk memberikan arahan kepada dosen tentang Tridarma. Selain mengajar, dosen juga dituntut untuk mengaplikasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat, baik itu berupa penyuluhan maupun pelatihan terhadap masyarakat.

Rangkaian acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Yayasan Hazanah yang dilanjut oleh Ketua STFI. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Peningkatan Mutu Dosen Dalam Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat” yang disampaikan oleh Dr. Palti Marulitua Sitorus selaku Direktur Utama LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) dan Ketua LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Universitas Telkom, serta materi “Teknik Penulisan Jurnal Ilmiah Nasional dan Internasional Terindeks Scopus” oleh Diah Lia Aulifa, M. Si., Apt.

Kualitas seorang dosen dilihat dari produktivitas penelitiannya. Keaktifan dalam meneliti ini dapat dilihat dari proposal penelitian, hibah yang diperoleh, jumlah publikasinya, serta reputasi dari jurnal yang dipublikasikan. Selanjutnya, penelitian yang telah dipublikasikan akan diaplikasikan kepada masyarakat dalam bentuk pengabdian.

Acara yang dihadiri oleh seluruh dosen STFI ini berjalan dengan lancar. Hal tersebut dapat dilihat dari aktifnya para dosen saat proses diskusi. “Yang sering ditanyakan itu bagaimana cara memilih jurnal yang bereputasi, kemudian juga tentang plagiarisme. Dalam menulis jurnal itu kan pasti kita membaca jurnal-jurnal orang lain dan kita ambil untuk hasil data pada pembahasan atau di latar belakang. Nah, itu ada aturannya yaitu bagaimana kita mengutip dengan benar agar tidak dianggap plagiarisme,” jelas Bu Diah ketika ditanya tentang masalah apa saja yang sering diajukan oleh peserta mengenai kepenulisan jurnal ilmiah.

Acara ini juga menyampaikan materi bagaimana cara memilih hibah yang cocok dengan jabatan dosen itu sendiri serta cara memilih reputasi jurnal yang cocok sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dari acara tersebut, dosen diberi waktu selama tiga minggu, yang mana pada acara selanjutnya dosen sudah memiliki output, yaitu proposal untuk diajukan hibah serta karya ilmiah yang akan dipublikasikan. Kira-kira seperti apa ya hasil karya dosen STFI? Apapun itu, yang terpenting semoga bisa bermanfaat baik bagi peneliti, sesama akademisi, dan masyarakat luas tentunya.

Penulis,

Melinda Restu Septivani

Berita Kampus