Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pengeluaran tinja cair atau seperti bubur berulang kali (lebih dari tiga kali sehari). Seperti yang kita ketahui penyakit yang sering menyerang saluran pencernaan ini merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Angka kematian akibat diare di Indonesia masih sekitar 7,4%, sedangkan angka kematian akibat diare persisten lebih tinggi yaitu 45%. kejadian penyakit diare berkisar antara 200-374 dalam 1000 penduduk, dimana 60 – 70% diantaranya anak-anak usia dibawah 5 tahun.
Banyak tanaman obat yang digunakan secara empiris oleh masyarakat sebagai obat antidiare. Adapun tanaman obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi diare diantaranya tanaman yang mempunyai efek sebagai astringen yaitu dapat mengerutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi pengeluaran cairan, selain itu juga tanaman yang mempunyai efek sebagai antiradang dan antibakteri.
Well, pecinta kuliner nusantara pasti tahu dong apa itu jengkol?
Jengkol atau Pithecollobium jiringa yaitu salah satu kuliner yang unik serta banyak yang menggilainya tetapi banyak juga yang menjauhinya. Jengkol memiliki aroma yang khas. Uniknya, aroma tak sedap itu menempel pada orang yang mengonsumsinya, sisi buah jengkol yang paling popular yakni biji dalam. Hanya sedikit masyarakat yang tahu kalau sesungguhnya kulit jengkol juga menyimpan berbagai macam manfaat yang menakjubkan.
Mungkin beberapa dari kalian biasanya membuang kulit buah jengkol, tapi sebaiknya sekarang kalian berfikir dua kali agar tidak melakukan hal tersebut. Kulit buah jengkol ternyata menaruh segudang manfaat, salah satunya sebagai antidiare. Hal ini didasarkan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap kandungan kulit buah jengkol yang ampuh melawan diare.
Tanaman yang termasuk suku Fabaceae ini sudah sejak lama ditanam dan tumbuh liar di Indonesia, tanaman ini memiliki kandungan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tannin, dan saponin pada buahnya. Buah jengkol merupakan bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat. Sedangkan kulit jengkol mengandung alkaloida, flavonoid, saponin, tanin, glikosida dan steroid atau triterpenoid.
Senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antidiare dalam jengkol adalah tanin, flavonoid dan steroid. Tanin memiliki efek antidiare yang berkerja sebagai astrigen yaitu zat yang berikatan pada mukosa, kulit atau jaringan yang berfungsi membekukan protein, sehingga membran mukosa menjadi kering dan membentuk pembatas (thight junction) yang bersifat resisten terhadap inflamasi dari mikroorganisme, selain itu tanin dapat menghambat sekresi dari klorida melalui ikatan antara protein tannate yang berada di usus dengan tanin. Flavonoid juga memiliki efek sebagai antidiare dengan menghambat motilitas usus sehingga mengurangi sekresi cairan dan elektrolit. Sedangkan senyawa steroid dapat meningkatkan penyerapan air dan elektrolit dalam usus, sehingga mengakibatkan penyerapan air dan elektolit dalam usus normal kembali.
Dengan mengkonsumsi kulit buah jengkol kita bisa menyembuhkan diare dan menormalkan kembali bentuk dan tekstur tinja.
So, marilah kita membiasakan diri untuk memanfaatkan setiap bagian dari buah jengkol ini, karena Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
Penulis : Fifi Nur’afiyah Somantri