Selasa (29/11/2016) di ruang 2, gedung 2 STFI, digelar program tahunan donor darah dengan tema “Bukti, Bakti, Berbagi” sebagai kerjasama tahunan SEMAFI (Senat Mahasiswa Farmasi Indonesia) dari pihak STFI dengan PMI (Palang Merah Indonesia). Penyelenggaraan program ini mendapat antusias yang baik dari civitas akademik STFI.
Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Pihak kampus menyediakan fasilitas yang memadai untuk melakukan pendonoran berupa konsumsi dan ruangan ber-AC. Selain itu, pihak PMI pun mendatangkan 5 orang petugas yang terdiri dari 4 orang staf dan seorang dokter. Partisipan dalam kegiatan ini ditujukan untuk mahasiswa, dosen dan masyarakat sekitar lingkungan kampus.
Dini Nur Fitriani, selaku Ketua Pelaksana kegiatan donor darah 2016, mengatakan bahwa donor darah ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa, dosen, dan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap sekitar. Kegiatan ini merupakan program kerja bidang advokasi dari SEMAFI STFI. Sebagai fasilitator, pihak SEMAFI telah melakukan konfirmasi kepada pihak PMI sejak sebulan yang lalu dengan kuota kurang lebih 100 kantong darah yang disediakan untuk STFI. Pihak SEMAFI juga telah menghubungi masyarakat sekitar kampus melalui RT setempat. Meskipun mendapatkan apresiasi yang baik dari Pak RT, namun belum ada masyarakat yang berpartisipasi. Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi panitia agar dilakukan sosialisasi lebih kepada masyarakat setempat.
Total pendonor tahun ini sebanyak 96 orang dari kalangan mahasiswa dan dosen STFI. Namun jumlah kantong darah yang diterima pihak PMI hanya 48 kantong darah. Hal ini terjadi karena banyaknya peserta yang tidak memenuhi kualifikasi untuk melakukan pendonoran setelah pendaftaran seperti tekanan darah yang rendah, beberapa memiliki tingkat HB (Hemoglobin) yang rendah serta terdapat satu peserta yang memiliki HB yang lebih tinggi dari persyaratan.
“Banyak mahasiswa pendonor pemula sehingga tubuhnya kaget lalu mengalami pusing dan lemas. Salah satu syarat donor darah adalah berat badan pendonor minimal 47 kg dan tekanan darah berkisar 120/80. Tapi sebagian besar pendonor tidak memenuhi syarat karena kebanyakan berat badan pendonor adalah 45 kg, dengan HB rendah <12 rata-rata dialami perempuan dan ada pula yang memiliki HB tinggi sekitar 18 atau 19 yang diindikasikan terjadinya kekentalan darah” kata Dokter Sarah Priono, selaku staf PMI Kota Bandung.
Respon dan antusias mahasiswa yang baik harus diiringi dengan kesiapan pendonor dengan memperhatikan kondisi fisik misalnya tidak begadang (tidur yang cukup) sebelum melakukan pendonoran. Salah satu kendala mahasiswa yang tidak lulus kualifikasi dikarenakan banyaknya mahasiswa dengan pola tidur buruk yang menyebabkan tekanan darah menjadi turun. Kesiapan mental para pendonor pemula dan asupan gizi juga menjadi faktor penting untuk persyaratan donor darah.
Seorang pendonor, Mangfirah, dari kelas konversi 2016, memiliki kesan bahwa kegiatan donor darah ini sangat baik dan bermanfaat juga pelayanannya ramah dengan pengarahan yang baik dari panitia. Dia berharap agar kegiatan donor darah ini dapat lebih kondusif lagi karena terlalu banyak orang-orang yang berlalu-lalang di tempat pendaftaran.
Kegiatan donor darah ini secara keseluruhan berjalan dengan baik. Senat berharap agar program kerja ini tahun depan dapat menjadi semakin baik setiap tahunnya.
Penulis : Shauli