Pada akhir bulan Juli, kami kelompok 6 berangkat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNM) Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2019, dimana kami ditempatkan di Desa Margajaya, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. KKN tematik ini berguna untuk mengembangkan potensi alam yang terdapat di desa tersebut menjadi produk pangan fungsional.
Di hari kedua, kami sudah meminta izin pada pak RT setempat untuk berkeliling bertegur sapa dan mengenal lebih jauh warga disekitar serta mengunjungi perkebunan jambu biji milik salah satu warga. Keesokan harinya kami diajak kembali ke tempat tersebut, untuk melakukan pemanenan jambu biji secara langsung dan ternyata disana terdapat berbagai jenis buah jambu, ada jambu biji kristal, jambu biji bangkok sampai jambu biji lokal yang sering kita temui.
Keakraban dan kekompakan yang harus selalu kita bangun dari awal sampai akhir nanti, tidaklah semata-mata untuk menjadi pusat perhatian warga, namun kita berharap perkebunan yang amat luas disana sekitar 86,6 hektar, yaitu salah satunya varietas buah jambu biji yang akan kita kelola menjadi pangan fungsional yang bernilai harga lebih tinggi selain untuk di ekspor keluar negeri, karena kita akan mengolah jambu biji menjadi berbagai jenis makanan, minuman serta kosmetik.
Produk yang dibuat yaitu jeli semacam agar-agar tanpa pemanis buatan (Guava Jelly), masker (Guvapink), minuman probiotik (Guvtik) yang ketiga produk ini murni dari buah jambu biji merah serta teh celup dari daun jambu (Guava Herbal Tea). Kami membuat semua produk ini dan mensosialisasikan kepada warga Kampung Babakan yang mengelola perkebunan jambu biji. Pada tanggal 12 Agustus, kami mengadakan sosialisasi dan penyuluhan pembuatan produk. Begitu banyak warga yang antusias berdatangan dari semua kalangan seperti ibu-ibu, anggota Karang Taruna setempat, serta para Petani sekitar. Kami menjelaskan semua tentang pembuatan produk dan keunggulan khasiat setiap produknya. Jambu biji yang tidak banyak kita ketahui ini merupakan buah yang mempunyai manfaat antioksidan dan punya nilai gizi vitamin C 3 – 5 kali lebih banyak dari buah jeruk.
Kami berharap setelah kami menyelesaikan KKNM ini, warga desa berkeinginan melanjutkan produk tersebut untuk meningkatkan perekonomian warga disana. Alat, bahan tambahan dan identitas produk seperti stiker, label, juga wadah sudah kami support agar produk bisa diolah oleh desa Margajaya, kemudian bisa didaftarkan ke PIRT sehingga bisa dijadikan bisnis pangan yang akhirnya dikenal sebagai ciri khas warga Tasikmalaya.
Tak terasa sudah tepat sebulan, kami berada di Desa Margajaya. Mulai dari membantu kegiatan Idul Adha, berpartisipasi pada lomba 17 agustus dan serangkaian kegiatan lainnya, kami pun kembali ke Bandung dan menjalankan kegiatan sebagai Mahasiswa. Betapa bahagianya kami setelah satu minggu meninggalkan Tasikmalaya, kami menerima kabar bahwa produk pangan mulai dikembangkan oleh Ikatan Pemuda Pemudi Kampung Babakan, serta sudah dimulai proses penjualan salah satu produk yang kami sosialisasikan yaitu produk Guava Herbal Tea.
Penulis,
Tira Furi Astriyanti