Kamu mahasiswa farmasi? Menyukai hal-hal yang berbau alam dan menantang? Tenang… di STFI Bandung punya solusinya. Mafarpala, organisasi intra kampus yang identik dengan mendaki gunung dan berpetualang di alam, tentunya kegiatan yang bersifat mencintai dan menjaga alam. Organisasi ini masih tergolong muda di STFI karena baru berjalan kurang lebih selama dua tahun. Dan baru-baru ini, Mafarpala telah mengadakan pelantikan Diklatsar (Pendidikan Latihan Dasar) sekaligus Penutupan Pendidikan Latihan Dasar III untuk kedua kalinya pada Rabu lalu (7/02/2018).
Pelantikan diklatsar dengan ketua pelaksana Khoirul Isnan berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Acara ini dihadiri oleh semua anggota Mafarpala, pembina Mafarpala, dan wakil ketua III STFI Bandung yaitu bapak Syarif Hamdani, M.Si. Pelantikan yang dilaksanakan di lapangan STFI begitu khidmat, mulai dari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia raya, penyematan syal kepada anggota baru mafarpala, dan sambutan dari ketua pelaksana, ketua umum Mafarpala, dan wakil ketua III STFI.
Sebelum dilakukan pelantikan ini, calon anggota baru mafarpala telah melalui serangkaian pelatihan dasar di luar kampus, tepatnya di Cikole Jayagiri yang dimulai dari tanggal 3 Februari sampai 7 Februari 2018. Serangkaian pelatihan dasar ini dilakukan sebanyak tiga tahap dan setiap tahap memiliki pembelajaran yang penting untuk menjadi seorang petualang sejati. Beberapa pembelajaran yang dilalui misalnya uji mental, navigasi darat, simulasi penyelamatan, dan yang berkaitan dengan farmasi yaitu salah satunya botani biologi. Tidak hanya menikmati keindahan alam saja, Mafarpala juga belajar mengenal secara langsung tumbuhan yang ditemukan di alam dan belajar bagaimana menjadi seorang farmasis yang dapat memanfaatkan bahan alam sebagai bahan obat.
“Yang harus dipersiapkan yaitu survei tempat pelatihan, karena kita lebih mementingkan safety ya. Kalo tidak survei, hal itu bisa berbahaya saat pelatihan dilaksanakan. Saya juga sebagai ketua pelaksana bertanggung jawab untuk keselamatan semua anggota,” jelas Khoirul Isnan saat ditanya mengenai persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan pelatihan dasar.
Ketua umum Mafarpala (Moch. Yoga Iswara) juga menanggapi perihal program kerja mafarpala tahun ini dan kemerosotan jumlah peminat organisasi Mafarpala. Mahasiswa dari angkatan 2016 ini mengungkapkan bahwa secara umum program kerja pada awal tahun 2018 ini berjalan dengan baik dan sangat memuaskan meskipun peminat Mafarpala cukup sedikit. Aakan tetapi, Mafarpala tidak mengikat kepada kuantitas tetapi mementingkan kualitas dari setiap anggotanya. Untuk menjadi anggota Mafarpala juga tidak ribet, yang terpenting seseorang itu memiliki totalitas dan loyalitas tanpa batas.
Salah seorang anggota baru yang resmi dilantik -Sony Saefulloh- mengungkapkan peminatannya terhadap Mafarpala adalah untuk mencari pengalaman baru karena saat masih menjadi siswa SMA ia tidak pernah mengikuti organisasi menantang seperti naik gunung. Mafarpala juga merupakan organisasi yang berbeda dengan organisasi lain karena risikonya yang cukup tinggi tetapi juga menantang untuk diikuti.
“Planning ke depannya seperti kata pak Syarif, Mafarpala harus punya ciri khas seperti dapat mengidentifikasi obat-obatan di suatu wilayah,” ujar Yoga santai saat ditanyai tentang program kerja kedepannya.
Nah, bagi teman-teman yang ingin mencoba keluar dari zona nyaman, mencoba hal-hal yang menantang sekaligus belajar mengenal alam, Mafarpala adalah pilihannya. Eits, ini bukan endorsment loh…
Semoga Mafarpala menjadi salah satu organisasi yang bergengsi, baik di kampus maupun di luar kampus ya GENGSSS !!!
Penulis