Seluk-Beluk Senyawa Rutin

Rutin! Yup, nama senyawa unik ini mirip dengan sebuah kata di dalam KBBI yang berarti “prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah”. Rutin ini merupakan salah satu anggota dari keluarga besar Si Flavonoid. Di kalangan farmasi, siapa yang tidak kenal akan pesona flavonoid? Flavonoid merupakan golongan senyawa yang banyak terkandung dalam tanaman dengan berbagai senyawa turunannya yang lebih dari tujuh turunan. Hehe

Jadi, rutin ini masih sanak saudara dari Si Flavonoid. Singkatnya, Flavonoid ini memiliki senyawa turunan berupa flavonol, kemudian flavonol memiliki turunan lagi bernama kuersetin, kuersetin lalu menikah dengan glikon dan menghasilkan anak yang diberi nama rutin. Ya, begitulah silsilah keluarga rutin ini.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, rutin merupakan anak dari kuersetin dan glikon. Ilmiahnya, rutin adalah hasil kondensasi antara kuersetin dan glikon rutinosa (rhamnosa dan glukosa). Dahulu kala, rutin ini terisolasi dari tanaman Ruta graveolens. Kuersetin yang terdapat dalam Ruta graveolens ini berkondensasi dengan rutinosa sehingga menghasilkan rutin. Proses kondensasi itu sendiri merupakan suatu reaksi yang mana terjadi penggabungan molekul kecil untuk membentuk suatu molekul yang lebih besar, dengan disertai pelepasan molekul. Nah, proses kondensasi kuersetin dengan glikonnya ini menghasilkan rutin dengan melepaskan molekul air. Kepo reaksinya seperti apa? Simak, yuk!

Berdasarkan beberapa jurnal pernelitian, ternyata rutin juga terdapat dalam daun singkong. Rutin ini juga dapat memberikan serapan UV pada panjang gelombang 280 nm. Rutin banyak dibicarakan memiliki aktivitas yang tak jauh dari induknya, Si Kuersetin, yaitu sebagai antioksidan. Sebagaimana yang kita tahu, antioksidan ini marak digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan penyakit kanker. Dan jurnal penelitian lainnya menyebutkan bahwa rutin berpotensi cukup besar untuk pengobatan kanker karena memiliki kemampuan untuk menghambat angiogenesis. Apa sih angiogenesis? Angiogenesis adalah suatu proses pembentukan pembuluh darah baru dalam tubuh manusia, dan berperan penting dalam pertumbuhan serta penyebaran sel kanker. Jadi, rutin ini dapat menghambat pembentukan pembuluh darah baru sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran dari sel kanker. Amazing, kan?

Dilihat dari segi struktur, rutin merupakan senyawa glikosida flavonoid yang berikatan dengan dua macam gula, yaitu rhamnosa dan glukosa. Glukosa merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan oleh suatu sel, termasuk sel kanker, untuk memproduksi sel-sel turunannya. Berdasarkan hipotesis penulis, rutin dapat mengetahui letak dari sel kanker karena memiliki glukosa yang disukai oleh sel kanker. Akan tetapi, hal ini masih terbatas pada hipotesis yang harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya. Jika hipotesis ini benar, maka rutin berpotensi untuk dijadikan sebagai senyawa yang ditandai dengan radioaktif agar dapat dijadikan sebagai sediaan perunut untuk deteksi kanker, seperti halnya 18FDG (18F-Deoksiglukosa) yang telah digunakan di kedokteran nuklir.

Terbukti, kan? Betapa Allah Maha Pengasih yang mana menciptakan penyakit, lengkap dengan obatnya. Betapa Allah Maha Kuasa yang mana menciptakan segala keberadaan di dunia dengan beragam manfaat bagi makhluk-Nya.

Sebagai peneliti atau calon peneliti, yuk kita cari sumber-sumber bermanfaat lainnya!

Penulis,

Nina Fitriyana

IPTEK Umum