Bandung, 11 Maret 2017 – Gedung 2 STFI (Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia) khususnya ruangan 1 dan 2 telah dipenuhi oleh mahasiswa. Beberapa diantaranya tampak asyik bercengkrama, masih terdapat senyum di wajahnya. Namun, ketegangan di ruangan itu tetap terasa. Wajah gugup terlihat pada beberapa mahasiswa. Para pemilik wajah tersebut berbusana rapi dan bersih. Sepatu mereka hitam legam, kemejanya putih bersih dan sangat rapi, jas almamater yang mereka kenakan tampak seperti baru. Tak luput sekumpulan kertas terdapat pada tangannya. Kertas-kertas tersebut merupakan materi presentasi yang telah dipersiapkan dari jauh-jauh hari.
Sekitar pukul 13.00, para dosen penguji memasuki ruangan. Ruangan hening untuk beberapa jam ke depan. Satu persatu mahasiswa tingkat akhir maju ke depan untuk mempresentasikan proposal penelitian mereka. Mahasiswa lain yang menunggu gilirannya terlihat gelisah. Kaki mereka bergerak tidak tenang, tangan yang gemetar saat memegang kertas, dan keringat bercucuran. Jelas mereka gugup.
Ruangan 1 dihadiri oleh Pa Rival, Pa Adang, Bu Sani, dan Bu Asni sebagai dosen penguji, di mana jalannya presentasi proposal dipimpin oleh Pa Melvi sebagai moderator. Sedangkan di ruangan 2 dihadiri oleh Pa Saeful, Bu Sri, Pa Dicky, dan Pa Syarif sebagai dosen penguji dan posisi moderator ditempati oleh Bu Uus.
Presentasi oleh mahasiswa berjalan sekitar 10 sampai 15 menit. Pada 10 atau 15 menit berikutnya diisi dengan tanya jawab antara mahasiswa dan dosen penguji. Dalam menghadapi pertanyaan yang diajukan, mahasiswa harus selalu siap dan mengetahui setiap detil apa yang mereka presentasikan. Dosen penguji banyak mengajukan pertanyaan, mulai dari hal-hal kecil atau besar, pertanyaan terus berdatangan dari para dosen penguji, tidak berhenti sampai jawaban yang mereka inginkan berhasil didapatkan.
Kami doakan yang terbaik untuk semuanya. Sukses terus dan semangat.
Penulis : Joana Tania