PANGALENGAN—Rabu, 26 Agustus 2015, merupakan perdana saya mengunjungi pemandian air panas bersama teman-teman kelompok KKN STFI dengan tujuan untuk bersantai sejenak mengumpulkan kembali mood dan energy yang terkuras saat melaksanakan program kerja dihari-hari sebelumnya. Cibolang adalah pemandian air panas yang terletak di Pangalengan Bandung yang sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari Bandung ataupun sekitarnya.
Awalnya saya berniat untuk tidur dalam perjalanan menuju pemandian air panas yang terdapat di Desa Wayang Windu, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung itu. Namun hamparan perkebunan Teh yang saya lewati selama perjalanan nampak memaksa mata saya untuk terus mengagumi keindahan alamnya, seolah akan sangat menyesal bila melewatkannya.
Pemandian ini terdiri dari beberapa kolam yang semua air panasnya berasal dari mata air di Gunung Windu yang setiap kolam memiliki kedalaman yang berbeda. Kolam yang dekat dengan pintu masuk terbagi atas dua, yaitu sisi kiri untuk anak-anak dan sisi kanan memiliki ketinggian yang kira-kira mencapai leher pria dewasa. Sementara itu dibagian belakang terdapat kolam yang lebih besar dengan pemandangan yang indah, namun sayangnya saat saya mengunjunginya nampak jelas airnya berwarna hijau sehingga menghilangkan minat untuk menceburkan diri di kolam kedua itu. Terdapat pula kolam ketiga yang ditujukan untuk berendam yang terkena biaya retribusi, yaitu Rp 10.000 untuk sekali masuk dengan durasi waktu selama 20 menit.
Pemandian air panas Cibolang ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1985 dan mulai dikembangkan menjadi tempat wisata pada tahun 1987 – 1990. Pemandian ini terletak di ketinggian sekitar 1.450 meter di atas permukaan laut dan memiliki suhu udara sekitar 23º – 25ºC.
Untuk yang berminat mengunjungi pemandian air panas Cibolang, terdapat 2 rute berbeda yang dapat digunakan. Yang pertama adalah melalui jalur barat (arah dari cianjur, sukabumi dan jabodetabek) bisa melalui soreang – banjaran – pangalengan. Sedangkan bila ingin menggunakan jalur timur (arah dari garut, tasik, sumedang, dan ciamis) dapat melalui majalaya – pacet – kertasari – pangalengan. Rute perjalanan yang menanjak dan kondisi jalan perlu menjadi perhatian, agar selalu berhati-hati. Karena kondisi jalanan tidak selamanya mulus karena ada beberapa jalan yang kondisinya cukup buruk, lapisan aspal yang mulai berbatu dan dipenuhi kerikil. Namun hal ini tidak akan dengan seketika menjatuhkan minat untuk mengunjungi Cibolang, karena hamparan perkebunan teh akan menyambut kedatangan anda. Jangan lupa untuk menyiapkan kamera dan mencari kesempatan untuk berfoto disana. [ ]
Oleh: Rikto Jaya Putra