Awalnya sempat bingung saat ditawari membuat sebuah artikel tentang tempat wisata, karena tentu terlampau banyak sekali tempat wisata yang sangat menggiurkan untuk didatangi. Tapi akhirnya dengan bantuan seorang teman, rampunglah sudah artikel ini.
Kali ini mari kita melayangkan imajinasi menuju sebuah Negara di tanah Latin yang cukup menarik untuk dinikmati keindahannya, yaitu Chile. Tempat yang akan kita kunjungi adalah salah satu tempat yang dipopulerkan baik oleh turis lokal maupun asing, yaitu Viña del Mar. Sebagus apa sih tempat itu? Tentu, itulah pertanyaan yang pertama terlintas dan tentu membuat rasa penasaran semakin besar. Apalagi saat penulis berdiskusi dengan seorang teman yang adalah warga Negara Chile, dengan cepat dia berkata :” Viña del Mar !” … Karena jawaban itu, terjadilah dialog panjang antara kita berdua yang menghasilkan rangkuman untuk kalian semua..cekidot!
“Banyak sekali wisata yang bagus di Chile. Kenapa kamu merekomendasikan tempat itu? Apa hanya karena kamu suka surfing dan yang ada dikepala kamu cuma pantai-ombak-selancar maka kamu menyebutkan tempat itu?” Kurang lebih itulah kalimat pembuka untuk wawancara kali itu yang membuat teman penggila olahraga selancar itu tertawa dan mulai menjelaskan panjang lebar. Ternyata yang dibanggakan dari Viña del Mar bukan hanya pantai yang memang telah mendapat julukan “Laguna milik penduduk Chile.” Banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi di Viña del Mar, tapi dalam artikel ini tidak semua akan dibahas karena penulis berbaik hati tidak ingin menandingi kelengkapan Wikipedia dalam memberikan informasi.
Kawasan Viña del Mar terletak di pantai Samudra Pasifik yang hanya beberapa mil ke utara dari Valparaiso. Selain tepi pantai yang luar biasa, di sana juga ada beberapa museum, atraksi budaya, dan bangunan sejarah. Untuk pecinta sejarah dan karya seni, Viña del Mar dapat memuaskan kalian dengan jajaran museum yang dibangun dengan spesialisasinya masing-masing. Salah satu yang patut untuk dikunjungi adalah Artequin Museum.
Museum yang dibangun pada tahun 1993 ini adalah salah satu tempat yang cocok dijadikan tempat untuk mengagumi banyak karya para seniman terkenal, yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan usia. Salah satu karya seni yang masuk dalam daftar koleksi musem ini adalah berasal dari seorang seniman bernama Picasso.
Tempat selanjutnya yang menarik perhatian adalah Caleta Abarca, yang merupakan sebuah pantai yang dikelilingi banyak keindahan yang menghiasi pantai tersebut. Pada musim panas, pantai nan sejuk ini menjadi pusat perhatian para wisatawan untuk datang dan menghabiskan liburan mereka. Para pecinta surfing tentu akan memanfaatkan waktu untuk menguasai ombak, sementara yang lain bisa menikmati keindahan pantai dengan berjemur, menikmati permainan air yang disediakan, dan masih banyak lagi.
Ada pula tempat wisata lain yang tidak kalah menarik adalah sebuah lapangan hijau yang dipadukan dengan berbagai warna-warni bunga yang ternyata selain merupakan sebuah taman yang sangat asri,dapat ditemukan juga sebuah kastil kuno yang memperindah pemandangan ditempat itu. Warna bunga yang cerah dan menarik membuat tempat ini menjadi sangat populer untuk pecinta “selfie”. Cukup ketikkan “flower clock” dimesin pencari Google dan akan bermunculan banyak foto-foto yang diabadikan dibeberapa titik lapangan hijau, dan tentu kastil yang akan terlihat semakin cantik disaat malam hari.
Sepertinya cukup sekian ulasan tentang beberapa tempat yang dapat dikunjungi saat menginjakkan kaki ditanah Chile. Namun tidak berarti hanya ini yang dibanggakan oleh penduduk Negara yang mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1913 ini. Masih banyak tempat menarik yang patut dikunjungi dan dijamin memberikan kepuasan. Jadi, yang merasa penasaran dengan wisata suguhan Chile, silahkan menabung dan persiapkan rencana dengan matang. “only 2500-2700 USD. Tickets and hotel” itulah kutipan dari perkataan yang di ambil dari kata-kata penutup dalam perbincangan kami saat itu (mohon abaikan kata “only” yang dia katakan, karena dia tidak tau berapa perbedaan nominal mata uang USD dan Rupiah) yang sekaligus menjadi penutup untuk artikel ini. Mohon maaf untuk informasi yang kurang lengkap, dan semoga bermanfaat.
Penulis : Olivia Oktaviani Hambali