Produk Pangan Fungsional dari Si Banyak Gigi Kuning, Si Mas Jago Berenang, & Si Pahit Tapi Wangi

Produk Pangan Fungsional dari Si Banyak Gigi Kuning, Si Mas Jago Berenang, & Si Pahit Tapi Wangi

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu sumber karbohidrat. Hampir semua orang pasti sudah pernah menikmati kelezatan dan mencicipi jagung. Selain sebagai sumber karbohidrat yang mengandung pati (72-73%) dengan nisbah amilosa dan amilopektin 25-30%:70-75%, jagung memiliki kandungan lainnya yang bermanfaat seperti protein (8-11 %) dan serat pangan yang memegang peran penting dalam memelihara kesehatan individu. (Eckel 2003, Astawan dan Wresdiyati 2004).

Mengenai sedikit uraian seputar manfaat yang terkandung pada jagung diatas, mahasiswa/i Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 2 Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) Bandung berkreasi dalam mengolah jagung untuk dijadikan produk pangan fungsional yang sangat unik. Jagung tersebut diolah menjadi Selai, Kripik, dan Mie dengan nama produk Zemay, dimana nama ini diambil dari asal kata nama latin jagung itu sendiri Zea mays L.

Di era modern sekarang ini karena kesibukan serta padatnya aktivitas, masyarakat lebih memilih untuk mencari makanan yang praktis dan cepat saji namun tetap bergizi untuk memenuhi sumber kebutuhan energi, salah satunya yaitu roti tawar yang sering diberi olesan selai untuk memperkaya rasa dan meningkatkan selera makan. Namun tak banyak di pasaran yang membuat Selai Jagung, maka dari itu para mahasiswa/i STFI memiliki inisiatif untuk mengembangkan produk selai ini dari bahan utama jagung manis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kandungan jagung ini dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama karena kandungan karbohidratnya sehingga roti yang ditambahan selai jagung ini tepat sekali untuk masyarakat yang sedang dalam program diet.

Camilan praktis yang cocok untuk dikonsumsi selain roti berbalut selai jagung, masyarakat juga dapat memilih Kripik Jagung dengan berbagai macam rasa; original, pedas, coklat, green tea, balado, dan keju ini sangat cocok untuk menemani aktivitas sehari-hari entah itu belajar, menonton televisi, bermain gadget dan bahkan untuk menjamu tamu. Keunggulan kripik jagung ini dibandingkan dengan yang ada di pasaran yaitu bahan bakunya asli dari jagung manis pilihan, tepung tapioka dan baking soda, serta yang paling penting yaitu tanpa bahan pengawet yang dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan.

Produk olahan dari si banyak gigi kuning berikutnya yang dikreasikan oleh para mahasiswa/i yaitu Mie Jagung. Seperti yang kita ketahui saat ini, banyak sekali macam-macam mie yang beredar di masyarakat dengan berbagai macam rasa, namun jarang sekali ada mie yang dibuat dengan bahan utama jagung. Cara penyajian mie ini sangat mudah sekali, sama seperti mie pada umumnya cukup dengan merebus mie dengan air mendidih selama 3 menit lalu tambahkan bumbu dan pelengkap mie lainnya sesuai selera. Mie jagung ini jika dibandingkan dengan mie instan yang banyak beredar di pasaran memiliki keunggulan yang lebih aman untuk kesehatan, hal ini karena mie jagung dibuat tanpa bahan pewarna dan tanpa pengawet.

Selain mengolah jagung menjadi suatu produk, para mahasiswa/i KKN juga mengolah ikan mas dan kapulaga. Para mahasiswa/i memilih ketiga bahan alam tersebut sebagai bahan utama dalam pembuatan produk karena disesuaikan dengan komoditas yang ada di desa tempat mereka melaksanakan KKN yaitu Desa Dawungsari, Kec. Cilawu. Kab. Garut, Prov. Jawa Barat. Desa Dawungsari merupakan Desa yang terletak di dataran tinggi atau pegunungan dengan mayoritas keseharian penduduknya adalah bertani dan beternak yang dijadikan sebagai mata pencaharian penduduk tersebut. Beberapa hasil tani dan ternak tersebut diantaranya yang diolah oleh para mahasiswa/i KKN itu sendiri yaitu jagung, ikan mas, dan kapulaga.

Seperti yang kita ketahui ikan mas memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh seperti omega 3 yang sangat baik dalam menstimulasi sel-sel untuk berkembang lebih cepat dan DHA yang dapat merangsang perkembangan otak pada anak-anak. Selain omega 3 dan DHA, ikan mas juga mempunyai kandungan lain seperti vitamin A, vitamin B, kalsium, fosfor dan zat besi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun dibalik banyaknya kandungan yang ada pada ikan mas, tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih ikan jenis lain untuk dijadikan lauk pauk dengan alasan terlalu banyaknya tulang atau duri ikan mas yang dapat membahayakan jika tidak berhati-hati dalam mengolah dan mengonsumsinya. Adanya masalah mendasar ini menjadi salah satu alasan para mahasiswa/i untuk mengolah ikan mas tersebut menjadi suatu pangan cepat saji yaitu Nugget Ikan Mas dengan nama produk Garget Fish. Dengan diolahnya ikan mas menjadi nugget ini dapat mengurangi tulang atau duri yang ada pada ikan mas karena adanya proses penggilingan ikan mas dalam pembuatannya. Hasil gilingan ikan mas juga dapat dipresto terlebih dahulu agar lebih aman untuk dikonsumsi terutama anak-anak.

Bahan alam yang kelima ini bagi beberapa orang mungkin terdengar asing karena memang kapulaga biasanya digunakan sebagai rempah-rempah untuk penyedap masakan dan tidak banyak beredar di pasaran untuk dikonsumsi secara langsung karena rasanya yang pahit. Namun siapa sangka di balik rasanya yang pahit ini kapulaga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Pemilik nama latin Amomum compactum ini merupakan tanaman rempah asli Indonesia yang banyak dimanfaatkan dan memiliki khasiat melegakan tenggorokan, menghilangkan bau mulut, mengobati perut kembung dan radang tenggorokan karena adanya kandungan minyak atsiri dengan komposisi yaitu sineol, terpineol, dan borneol. Selain dari banyaknya manfaat kapulaga untuk kesehatan, rasanya yang pahit jika dikonsumsi secara langsung juga dijadikan alasan utama dibuatnya produk permen kapulaga. Permen kapulaga ini memiliki rasa yang manis karena menggunakan bahan dasar gula putih dalam pembutannya sehingga rasa pahit kapulaga dapat tertutupi namun aroma wanginya tetap ada. Permen kapulaga juga diberikan penambahan essen peppermint oil sehingga memperkuat aroma wanginya. Permen kapulaga ini sangat cocok dikonsumsi kapan saja dan dimana saja agar kesehatan tubuh tetap terjaga.

Penulis,

Kelompok 2 (Nisa Alvira Devi A 161 007, Vina Dini Aulia A 161 051, Eldo Rado Fernando A 161 053, Reny Afrylyany A 161 109, Nur Fitri Pebriani A 162 028)

KKN