Perkuliahan merupakan periode yang sangat penting dalam kehidupan seorang mahasiswa, dimana mereka akan menghadapi berbagai tuntutan akademik dan perubahan sosial. Dalam menjalani perkuliahan, dukungan sosial memainkan peran yang sangat penting dalam membantu mahasiswa menghadapi tantangan tersebut. Dukungan sosial dapat memberikan mahasiswa rasa percaya diri, motivasi, dan meringankan stress akademik yang diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Menurut Gottlieb (1983), dukungan sosial adalah suatu bentuk informasi verbal maupun nonverbal, bantuan, dan juga tingkah laku yang diberikan atau dilakukan oleh orang-orang terdekat individu tersebut di dalam lingkungan sosialnya dan hal tersebut mempengaruhi perasaan dan perilaku individu tersebut. Salah satu bentuk dukungan sosial yang paling penting adalah mendapatkan dukungan emosional dari keluarga ataupun teman yang dapat membantu mahasiswa mengelola stress akademik dan tekanan yang terkait dengan perkuliahan.
Dukungan sosial dari keluarga memainkan peran yang sangat penting sebagai dukungan emosional dalam membantu mahasiswa menjalani masa perkuliahan. Ketika mahasiswa merasa mendapatkan dukungan dari keluarga, maka mereka cenderung memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi, dapat mengatasi tantangan dengan lebih baik, dan merasa lebih percaya diri dalam mencapai tujuan akademiknya. Dukungan sosial perkuliahan dari teman juga memainkan peran penting dalam membangun komunitas yang saling mendukung sebagai dukungan emosional, karena menjalin hubungan yang positif antar teman. Dengan adanya dukungan sosial dari teman, mahasiswa dapat merasa lebih terhubung dan termotivasi dalam lingkungan perkuliahan. Mereka dapat saling bertukar pikiran, pengalaman, dan membentuk kelompok belajar bersama. Dukungan sosial inilah yang dapat meningkatkan kesejahteraan emosional mahasiswa.
Selain dukungan emosional, dukungan instrumental juga sangat penting. Dalam konteks perkuliahan, dukungan instrumental ini berperan penting dalam membantu mahasiswa menghadapi tugas akademik, mengelola waktu, dan mengatasi kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam perkuliahan. Dukungan ini dapat berupa bantuan finansial, akses ke fasilitas perkuliahan, kebutuhan hidup sehari-hari yang memang dibutuhkan dalam mengemban tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam menjalani perkuliahan.
Dukungan emosional dan instrumen ini merupakan dukungan sosial yang kedudukannya lebih tinggi diantara dukungan sosial yang lain, sehingga saling berhubungan erat dalam menciptakan lingkungan pertemanan dalam perkuliahan yang stabil. Dukungan emosional yang kuat akan membantu mahasiswa dalam mengurangi tekanan yang dirasakan oleh mahasiswa tersebut dan mempersiapkan diri mereka secara fisik maupun mental untuk menghadapi tantangan perkuliahan kedepannya. Sebaliknya, dukungan instrumen memberikan sumber daya yang memang diperlukan untuk memenuhi tuntutan akademik yang kompleks. Sehingga kombinasi antara keduanya dapat menciptakan dasar yang kuat bagi perkembangan dan prestasi mahasiswa selama menjalani perkuliahan. Maka dari itu setiap mahasiswa harus memprioritaskan kedua jenis dukungan sosial ini selain untuk mengurangi stress akademik juga untuk memastikan pengalaman perkuliahan yang dihadapi mahasiswa tersebut positif dan baik bagi mahasiswa itu sendiri.
Disamping dukungan sosial, untuk menghadapi tantangan dalam perkuliahan tersebut mahasiswa membutuhkan resiliensi sebagai bentuk bangkit dari keterpurukan permasalahan dalam perkuliahan. Menurut Cassidy (2016), resiliensi dalam lingkungan pendidikan disebut sebagai resiliensi akademik yang didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki mahasiswa untuk tetap bertahan dan meningkatkan keberhasilan dalam menyelesaikan pendidikannya meskipun sedang dihadapkan dengan kesulitan seperti permasalahan akademik. Sejumlah penelitian di Indonesia terkait konteks hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi menyatakan bahwa studi terkait dukungan sosial dengan resiliensi berfokus terhadap teman sebaya sebagai bentuk dukungan sosial dan berpengaruh terhadap pembentukan resiliensi akademik.
Penulis: Citra Mawarni
Editor: Anggita NZ