IPTEKMahasiswaTipsUmum

Mengenal Memori

“Kamu udah ngapalin?” Begitulah kira-kira pertanyaan yang sering terdengar saat ini. Yup, musim ujian datang. Ujian tengah semester tepatnya. Hayo siapa yang tiba-tiba jadi akrab sama buku bacaan atau handout sampai larut malam? Hehehe

Pernahkah kalian penasaran bagaimana kita bisa mengingat sesuatu? Mengapa kenangan manis beberapa tahun lalu dari si doi tersimpan dengan baik dalam ingatan, sedangkan materi pelajaran dari kelas yang kita hadiri beberapa jam yang lalu seolah menghilang begitu saja? Yuk check this out, guys!

Apa Itu Memori?

Memori atau daya ingat adalah kemampuan kita untuk menyimpan informasi dan “memanggilnya” kembali saat diperlukan. Secara fisiologis, memori, menurut Guyton & Hall (2008) adalah hasil dari perubahan transmisi sinaptik dari satu neuron ke neuron berikutnya akibat aktivitas neural sebelumnya di dalam otak kita. Ada tiga tahap proses pengolahan informasi dalam memori, yaitu:

Encoding atau proses penyandian informasi. Proses ini melibatkan alat indera. Kita mencatat informasi dalam bentuk suara, gambar, atau apapun yang dideteksi oleh indera kita untuk kemudian disimpan ke dalam memori. Misalnya, informasi mengenai suara dan wajah seseorang atau mengenai tempat yang pernah kita kunjungi.

Tahap selanjutnya adalah storage, yaitu proses menyimpan informasi yang telah diperoleh.

Dan tahap terakhir, retrieval. Ini adalah tahapan dimana kita memanggil kembali informasi yang telah disimpan sehingga dapat kita gunakan di kemudian hari.

Model Memori

Berdasarkan rentang waktu yang dapat dipertahankan, memori terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Model ini dikenal sebagai model Atkinson dan Shiffrin.

Memori sensori merupakan gerbang masuk ke dalam memori. Disinilah informasi dari proses encoding dipilih untuk diperhatikan atau tidak. Kemudian, informasi terpilih akan dikirimkan ke memori jangka pendek.

Informasi yang tidak dikirimkan ke memori jangka pendek akan menghilang. Memori jangka pendek dapat menyimpan informasi selama sekitar 30 detik. Sangat singkat ya. Tetapi beberapa ilmuwan berpendapat bahwa interval waktu tersebut dapat meningkat menjadi beberapa menit dalam tugas tertentu. Informasi dari memori jangka pendek kemudian dapat ditransfer ke memori jangka panjang dengan proses pengulangan. Jika tidak, informasi tersebut akan hilang. Berbeda dengan memori jangka pendek, memori jangka panjang memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan jangka waktu mulai dari beberapa menit sampai seumur hidup. Luar biasa, bukan?

Bagaimana meningkatkan kemampuan memori?

Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan memori:

Bergeraklah. Aktivitas fisik selain meningkatkan kebugaran jasmani dengan sirkulasi darah yang lancar juga dapat meningkatkan kemampuan otak membentuk sel-sel baru.

Perbaiki asupan nutrisi. Sudah pasti dong otak kita memerlukan asupan nutrisi yang baik agar dapat meregenerasi sel dan berfungsi optimal. Karbohidrat, asam amino, vitamin, dan mineral merupakan nutrisi yang penting bagi saraf otak. Catet ya guys.

Relax. Ternyata stres dapat memurunkan kemampuan memori loh. Stres dapat memicu pengeluaran kortisol oleh korteks adrenal dan menghambat fungsi hipokampus yang berperan penting dalam pemrosesan memori.

Metode Mnemoic. Nah, ini adalah salah satu strategi belajar untuk meningkatkan memori. Contoh metode ini adalah akrostatik mnemonic. Cara ini mungkin sering kita gunakan untuk menghapal unsur dalam sistem periodik ya. Misalnya, “Bebek Mangan Cacing Seret Banget Rasanya” untuk membantu kita menghapal unsur golongan II A dalam sistem periodik. Strategi lainnya adalah dengan menggunakan sajak dengan irama tertentu, nyanyian dengan unsur pelajaran yang kita dapatkan saat TK adalah contohnya. Selain itu, bisa juga menggunakan kata kunci, akronim, dan lain-lain.

Luar biasa ya kemampuan memori yang kita punya. Kemampuan memori dapat ditingkatkan loh ya. Yuk kita terapkan hal yang dapat meningkatkan memori, dan rajin berlatih supaya belajar jadi lebih mudah, dan informasinya tersimpan dalam memori jangka panjang tentunya. Semoga bermanfaat!

Penulis,

Yulia Anggraini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *