Stunting, sejenis kekurangan gizi kronis, mengacu pada terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan perawatan yang tidak memadai. Ini adalah masalah kesehatan masyarakat kritis yang mempengaruhi jutaan anak secara global, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Artikel ini membahas definisi stunting, bahayanya, dan strategi pencegahan yang efektif.
Stunting didiagnosis dengan membandingkan tinggi badan anak dengan Standar Pertumbuhan Anak dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Anak dianggap mengalami stunting jika tinggi badannya menurut usia lebih dari dua deviasi standar di bawah median. Pertumbuhan yang terhambat ini bisa dimulai sejak dalam kandungan dan berlanjut sepanjang masa kanak-kanak awal, kemudian berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak.
Bahaya Stunting
Konsekuensi dari stunting bersifat luas dan jangka panjang. Beberapa bahaya yang ditimbulkannya yaitu sistem kekebalan tubuh yang lemah dimana anak yang mengalami stunting memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit, yang menyebabkan keterlambatan perkembangan lebih lanjut. Selanjutnya dapat menimbulkan gangguan kognitif dimana penelitian telah menunjukkan hubungan antara stunting dan defisit kognitif yang menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam belajar, memori, dan pemecahan masalah, sehingga menghambat prestasi akademik dan peluang masa depan mereka. Stunting juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker tertentu dimana hal ini juga berhubungan dengan melemahnya system kekebalan tubuh yang akhirnya membuat pada penderita stunting rentan dan berisiko untuk terpapar penyakit kronis. Selain itu, stunting dapat berdampak pada penurunan produktivitas ekonomi, dikatakan demikian karena orang dewasa yang mengalami stunting mungkin memiliki potensi penghasilan yang lebih rendah dan berkontribusi lebih sedikit terhadap angkatan kerja.
Mencegah Stunting: Berinvestasi di 1.000 Hari Pertama
Kabar baiknya, stunting sebagian besar dapat dicegah, terutama selama “1.000 hari pertama” yang kritis dalam kehidupan anak, yang mencakup kehamilan dan dua tahun pertama setelah kelahiran. Berikut beberapa strategi utama untuk mencegah stunting dan memberdayakan anak untuk berkembang:
- Memperhatikan Gizi Ibu dan Anak: Memastikan nutrisi optimal bagi ibu hamil dan menyusui adalah hal yang terpenting. Hal ini termasuk mempromosikan pola makan yang kaya akan vitamin dan mineral penting seperti zat besi, folat, dan yodium untuk mendukung perkembangan janin dan bayi.
- Pemberian Makanan Bayi dan Anak Kecil: Mempromosikan praktik pemberian makan bayi dan anak yang benar sangatlah penting. Hal ini termasuk mendorong pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, diikuti dengan pengenalan makanan pendamping ASI yang aman dan bergizi serta melanjutkan pemberian ASI hingga usia dua tahun atau lebih.
- Peningkatan Sanitasi dan Kebersihan: Akses ke air bersih, fasilitas sanitasi, dan praktik kebersihan yang tepat sangat penting untuk mencegah infeksi berulang, yang dapat menghambat pertumbuhan.
- Stimulasi Psikososial: Memberikan kasih sayang, perhatian, dan lingkungan yang menstimulasi kepada anak berperan penting dalam perkembangan mereka secara keseluruhan, termasuk pertumbuhan fisik.
Stunting adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dengan konsekuensi seumur hidup. Namun, dengan fokus pada peningkatan nutrisi ibu dan anak, akses ke sanitasi dan kebersihan, dan mempromosikan lingkungan pengasuhan yang penuh kasih sayang, kita dapat secara signifikan mengurangi prevalensinya. Dengan berinvestasi pada perkembangan anak usia dini, kita dapat memberdayakan anak untuk mencapai potensi penuh mereka dan berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat dan lebih sejahtera.
Penulis: Anggita Noviana Zahra
Editor: Elpa Nabila