Kegagalan adalah awal dari keberhasilan, itulah yang biasa dikatakan oleh orang bijak. Memang tidak ada yang salah dengan kalimat itu.Buktinya banyak orang-orang sukses yang mana kesuksesannya diawali kegagalan terlebih dahulu.Salah satu kisah kegagalan yang termasyhur adalah kisah yang dialami oleh penemu lampu listrik, Thomas Alfa Edison. Beliau adalah penemu banyak benda, salah satunya yang paling terkenal adalah lampu listrik
Thomas Alva Edison lahir 11 February 1847, wafat 18 Oktober 1931.Edison memperoleh keahliannya dalam bidang kelistrikan dan telegraphy (telegraph untuk komunikasi) pada usia belasan tahun. Pada tahun 1868, di usia 21 tahun, dia telah mengembangkan dan mempatentkan penemuannya yang berupa sebuah mesin yang merekam telegraph.
Awalnya, ketika ia masih kanak-kanak, ia dikatakan idiot oleh guru-guru di sekolahnya. Ia dikeluarkan dari sekolah karena terlalu banyak bertanya dan menurut para guru pertanyaannya tidaklah masuk akal. Ia pernah bertanya “Kenapa ayam berbulu dan manusia tidak berbulu?“, “Kenapa bulu manusia berbeda dengan bulu ayam?“, “Bagaimana bulu ayam bisa menempel di tubuhnya?“. Gurunya pun bingung untuk memberikan jawaban yang tepat agar ia tak bertanya lagi. Akhirnya guru-guru pun sepakat mengeluarkannya dari sekolah. Mereka tidak menyadari kalau rasa ingin tahu Thomas Alfa Edison itu merupakan cerminan dari kejeniusannya, sehingga pertanyaan yang ia lontarkan melampaui batas usia dan zamannya saat itu.
Menginjak remaja akhirnya Thomas Alfa Edison kembali bersekolah. Selesai menamatkan sekolahnya, ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia pernah bekerja sebagai tukang koran dan beberapa pekerjaan kasar yang menguras tenaga. Ia baru mapan setelah berhasil menemukan mesin perekam suara. Ia pun menikah dengan Mary dan tinggal di rumah yang sekaligus merangkap sebagai laboratorium penelitiannya. Namun, Mary lebih dulu meninggal sebelum Thomas berhasil menemukan lampu listrik.Beberapa tahun kemudian rumahnya terbakar habis.Ia kemudian dilanda krisis keuangan yang memaksanya untuk meminjam uang demi membangun kembali rumah dan laboratoriumnya. Ia mengatakan akan menemukan lampu listrik yang saat itu dianggap mustahil, untuk meyakinkan orang yang ia pinjami uang.
Setelah mendapat pinjaman, Thomas memulai percobaan-percobaannya untuk menemukan lampu listrik.Percobaannya selalu gagal sampai puluhan kali bahkan ratusan kali. Namun ia tidak menganggap dirinya gagal. Ia mengatakan bahwa ia telah berhasil menemukan ratusan benda yang tidak dapat menyalakan lampu listrik. Konon, ia telah melakukan seribu kali percobaan. Ia sampai-sampai stress, bingung dan panik, namun tak pernah menyerah. Dan percobaannya yang keseribu itulah yang berhasil. Lampu listrik yang ia temukan kini mampu menerangi dunia, andai kata tidak ada Thomas Alva Edison, mungkin bumi ini sudah gelap gulita tidak ada cahaya lampu dimalam hari, mungkin Cuma cahaya lilin atau obor yang menerangi kita di malam hari.
Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya. Edison melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna. Mungkin kata yang cocok untuk menggambarkan kepandaian Edison adalah: “Genius adalah 99% kerja keras“
Pesan dari Thomas Alfa Edison adalah “Betapa banyak orang yang menyerah padahal hanya perlu beberapa langkah lagi untuk sampai pada keberhasilan.“Dan satu kalimat bijak dari beliau, “Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.“
Referensi
http://goresan-kecil-chara.blogspot.com/2012/09/kegagalan-thomas-alfa-edison.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Alva_Edison
http://www.ceritakecil.com/tokoh-ilmuwan-dan-penemu/Thomas-Alva-Edison-6
Penulis : Erna Dewi Nur Azizah