Tugas Mikrobiologi “Bakteri Menjadi “Otak Kedua” Dalam Tubuh Manusia”

Bakteri Menjadi “Otak Kedua” Dalam Tubuh Manusia

Yuliza (A 171 054)

Pernahkah kalian berfikir bahwa apa yang kita lakukan ternyata ‘dikendalikan’ selain dari hati dan pikiran kita sendiri? sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa bakteri mengontrol pikiran kita utamanya adalah bakteri pada sistem penceranaan. Menurut Michael Pollan dari New York Times, bakteri pencernaan kita berdampak kepada pembuatan neurotransmitter, termasuk serotonin.

Peran bakteri sebagai otak kedua tentu tidak bisa diremehkan karena secara tidak disadari sangat mempengaruhi kehidupan. Sebagai contoh adalah makanan yang ingin dimakan pada waktu siang atau sore hari misalnya. Terkadang kita bingung ingin makan apa untuk menu siang atau sore hari. Sering kali juga kita sudah merancang menu makanan yang akan disantap nanti. Pikiran seperti ini bisa jadi bakteri yang memilihnya. Bakteri mengontrol yang ada di pikiran kita. Fenomena ini oleh ilmuan disebut ‘Gut-Brain Axis’.

Ada bakteri yang mampu mengontrol pikiran kita semua. Contohnya, bakteri akan menentukan jenis makanan apa yang akan kita konsumsi. Beberapa bakteri sangat senang dengan makanan banyak serat, dan yang lainnya sangat suka dengan gula dan lemak, tergantung jenis diet kita, kita sendiri yang akan menentukan jenis populasi bakteri apa yang paling banyak ada di dalam usus kita.

Contoh lain, dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengungkapkan hubungan antara kelompok bakteri jenis tertentu, yaitu Oscilibacter dengan depresi pada manusia. Penelitian 2014 itu memang hanya menengarai adanya korelasi, bukan hubungan sebab-akibat, tapi selayaknya kita mencermati bahwa mikroba ‘berbicara’ dengan tubuh kita.

Interaksi antara bakteri usus dengan kesehatan sudah diketahui sejak lama, namun ternyata beberapa bakteri baik yang hidup di dalam usus juga dapat berpengaruhi terhadap fungsi otak. Dua jenis probiotik yaitu Lactobacillus dan Bifidobacteria diketahui dapat berinteraksi dengan sistem imun. Kedua bakteri yang dikenal sebagai kandungan yogurt tersebut berperan menjaga daya tahan dengan cara menekan jumlah bakteri jahat. Selain itu keduanya juga berinteraksi dengan sistem imunitas pada tingkat hormonal untuk menurunkan intensitas respon stres, seperti penurunan inflamasi dan penekanan produksi hormon adrenalin dan kortisol.

Hal lain yang tidak kalah menakjubkan adalah kemungkinan bakteri mengontrol dan mengatur kepribadian seseorang. Laporan Science Daily menyebutkan, “Ada kira-kira 3,3 juta gen dalam total DNA suatu bakteri, yang setara dengan 160 kali lipat jumlah gen manusia.” Jadi mungkin saja kepribadian dan kebiasaan kita berkait dengan makhluk-makhluk renik tersebut dan para peneliti seluruh dunia berupaya untuk mengetahui lebih banyak, salah satunya adalah dengan analisa tinja. Karena penyusunan urutan (sequencing) sudah lebih murah, orang bisa menyumbang kepada American Gut Project untuk secara pasti mengetahui jenis mikroba yang bercokol dalam sistem pencernaannya.

Uncategorized