Plastik Perlahan Membunuh Kita

Plastik Perlahan Membunuh Kita

            Bumi semakin sakit dengan banyaknya sampah plastik yang membludak dari proses kehidupan yang dijalani manusia. Setiap benda yang terbuat dari plastik akan sangat lama terurai, bahkan beberapa diantaraya bisa memakan waktu beratus-ratus tahun untuk terurai sempurna.

            Dari tahun ke tahun upaya pemerintah sebenarnya sudah dilakukan demi mengurangi produksi plastik khususnya di Indonesia tepatnya di kota Bogor, dengan membuat surat perintah Peraturan Walikota Bogor no.61 Tahun 2018 Tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Kemudian diikuti oleh kota Bandung yang juga menerbitkan surat perintah serupa mengenai penggunaan plastik. Penerapan peraturan ini dimulai dari supermarket yang kini dikenakan biaya untuk kantong plastik hingga beberapa cafe pun mulai mengurangi pemakaian sedotan plastik dan menggantinya dengan sedotan stainless steel yang dapat digunakan berulang kali.

            Sebagian masyarakat menyadari akan ruginya penggunaan plastik. Sebagai langkah awal, masyarakat mengganti penggunaan kantong plastik untuk berbelanja dengan pemakaian tas belanja yang sering kita sebut totebag yang terbuat dari kain atau kanvas. Namun, sebagian masyarakat yang lain masih belum “aware” akan pentingnya pengurangan pemakaian plastik. Padahal pemakaian plastik ini bisa kita kurangi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tidak menerima plastik dari supermarket dan menggantinya dengan totebag, memakai tumbler untuk wadah air minum agar tidak membeli air mineral botol maupun cup, selalu membawa wadah makanan untuk snack sekaligus menghindari jajanan dipinggir jalan. Selain kurang sehat, jajanan dipinggir jalan juga seringkali menggunakan plastik bahkan sterofoam sebagai wadahnya.

            Sampah rumahan juga bisa kita olah menjadi sesuatu yang lebih berguna loh teman-teman… Kebanyakan masyarakat di luar negeri sudah menerapkan gaya hidup tanpa sampah yang disebut dengan “zero waste life”. Sampah organik yang dihasilkan dari dapur dikumpulkan dalam wadah besar dan ditimbun dengan sampah, dengan seiring waktu, sampah-sampah tadi akan menjadi kompos yang berguna untuk tanaman dan memiliki daya jual.

            Sampah yang sehari-hari dihasilkan seperti kardus pasta gigi, sabun mandi dan lainnya, bungkus minyak goreng, wadah botol pewangi atau sabun cair, ternyata dapat dikirimkan pada pihak yang bisa  mengolahnya apabila tak bisa mengolahnya sendiri. Tempat penyerahan sampah yang sudah disortir itu dikenal sebagai bank sampah.

            Selama ini, sampah non organik yang tercemar di lingkungan juga sangat mengganggu aktivitas makhluk hidup lain selain manusia. Seperti gambar dibawah ini, sampah menyakiti kehidupan makhluk laut dan membuat biota laut lainnya terhambat tumbuh dengan indah seperti dulu.

 

 

 

 

 

Maka dari itu, kita sebagai manusia harus bisa menjaga bumi ini untuk kelestariannya. Sehingga generasi selanjutnya juga bisa mencontoh langkah kita, dan bumi akan semakin terjaga. SEMANGAT! #sayapilihbumi

Penulis,

Ati Setiasih

Opini