PERAN FARMASIS TERHADAP VIRUS VARIAN BARU OMICRON: APAKAH BUTUH BOOSTER?

Virus merupakan sebuah parasit yang berukuran sangat kecil atau mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus memiliki dampak berbahaya bagi makhluk hidup yang diinfeksi, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit dan umumnya bisa menular ke organisme lain.

Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan kemunculan wabah penyakit baru yang penyebabnya teridentifikasi yaitu disebabkan oleh virus corona. Dilansir dari situs alodokter virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru berat, hingga kematian. Virus ini menular dengan sangat cepat dan menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia. Sampai saat ini penyakit yang disebabkan oleh virus covid-19 masih menginfeksi dan masih menjadi pandemi di beberapa negara, bahkan saat ini telah muncul virus covid varian terbaru yaitu omicron yang penularannya lebih cepat dari virus covid-19.
Dalam hal ini, peran tenaga kesehatan juga masyarakat sangat penting untuk mencegah dan memutus rantai penularan virus covid. Maka dari itu masyarakat diupayakan untuk melakukan vaksinasi yang dianjurkan oleh pemerintah sebanyak 2 dosis pertama. Jenis vaksin yang diberikan yaitu vaksin jenis sinovac, astrazeneca, pfizer, dan juga moderna. Akan tetapi sekarang setelah munculnya virus varian baru, maka pemerintah menganjurkan vaksinasi kembali dengan jenis vaksin booster. Oleh karena itu, peran farmasis sangat dibutuhkan dalam hal ini. Farmasis yang bekerja di Industri Farmasi tertentu, tentunya memiliki tanggung jawab dalam menyediakan vaksin, baik impor maupun produksi sendiri. Tetapi yang paling utama tentunya farmasis yang bekerja di bidang pelayanan, karena berperan langsung dalam melayani masyarakat serta bekerja sama dengan tenaga medis dan kesehatan lainnya. Selain itu, farmasis juga berperan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait vaksinasi yang baik berbasis fakta ilmiah agar masyarakat termotivasi untuk diberikan vaksin. Dan farmasis pun berperan untuk melaporkan apabila adanya efek samping pasca vaksinasi.
Berdasarkan kondisi terkini dengan munculnya virus jenis baru yaitu omicron, maka farmasis harus bisa membantu pemerintah untuk mendorong masyarakat agar melakukan vaksinasi dosis ketiga Covid-19 atau dikenal dengan “booster.” Vaksin jenis ini dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus SARS-CoV-2. Meski demikian hingga saat ini, pemberian booster masih menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat.
Lalu apakah vaksin booster ini sangat penting dalam meningkatkan imun tubuh? Menurut Direktur Departemen Vaksin dan Biologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Katherine O’Brien yang merupakan ahli vaksin dan dokter spesialis di bidang epidemiologi pneumokokus beliau menjelaskan, bahwa masyarakat harus bisa membedakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan vaksin booster. Menurutnya, ada tiga alasan penting yang perlu diketahui apabila ingin mendapatkan tambahan vaksin booster.Tiga alasan tersebut jika dilansir dari Youtube resmi WHO, adalah sebagai berikut :
- Tubuh tidak merespons
Jika setelah pemberian dua dosis vaksin sebelumnya tubuh tidak merespons, mungkin orang tersebut memiliki gangguan kekebalan tubuh. Dengan kondisi demikian, seseorang bisa saja menerima dosis ketiga, karena dosis pertama dan kedua tidak bekerja pada tubuh seperti yang terjadi pada kebanyakan orang normal dan sehat.
- Waktu kekebalan
Vaksin booster bisa didapatkan ketika tubuh merasa bahwa sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
- Kinerja vaksin
Alasan lain pemberian booster adalah jika kinerja vaksin kurang terhadap beberapa varian yang muncul.
Maka dari itu masyarakat harus banyak menggali informasi mengenai vaksin booster serta efek sampingnya bagi tubuh dari sumber yang akurat dan terpercaya, agar tidak termakan berita-berita hoax yang tersebar. Terlepas dari itu semua, kita juga harus tetap menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi demi tercapainya pencegahan penularan virus di Indonesia. Agar kita semua dapat segera terbebas dari jeratan virus covid-19 yang sudah menginfeksi hampir seluruh dunia pada beberapa waktu yang lalu hingga sampai sekarang.
Penulis: Auliya Uswaturrobbani
Editor: Hana Nur Asilah