Pandangan Jas Putih Gading Terhadap Kampusnya

Foto Mahasiswa Profesi Apoteker Gelombang Tiga

Berpendapat merupakan salah satu peran dari mahasiswa yang sangat berharga untuk dimiliki sehingga dapat memberikan pandangan mengenai apa yang dilihat dan dirasakannya di kampus atau di lingkungan, selain itu berpendapat juga dapat mengasah penalaran kritis dan kepekaan terhadap sosial.

Mahasiswa dari program studi profesi Apoteker, yaitu apt. Muhammad Afdhol Dinil Haq, S.Farm., mahasiswa asal Bandar Lampung ini memberikan pandangannya terhadap kampus Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia selama mengemban pendidikan profesi Apoteker. Menurutnya jika dibandingkan dengan kampus lain, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia sudah sangat bagus khususnya dalam segi pendidikan profesi yang memakai kurikulum baru, selain itu juga meskipun dalam masa pandemi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia tetap melaksanakan pembelajaran secara offline sehingga pembelajarannya lebih mudah masuk dan dimengerti dibandingkan dengan kampus lain yang menggunakan segi pembelajaran lama secara online.

“Kalau dari saya pribadi jika dilihat dari kampus-kampus yang lain dari teman-teman saya juga, dari semester pertama di Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia itu bagus profesinya, karena kita memiliki kurikulum yang baru dan kita juga langsung memakai 5 tempat, bahkan bisa sampai 6 tempat untuk pelaksanaan Pendidikan Khusus Profesi Apoteker (PKPA) sendiri, sedangkan dikampus lain itu belum semua instansi farmasi,” tuturnya pada saat wawancara.

Hebatnya Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia juga bukan hanya dari itu saja, tetapi dalam kondisi sedang ramai-ramainya pandemic pun kampus tersebut melaksanakan perkuliahan secara offline atau tatap muka dengan mengikuti peraturan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah. Meskipun begitu, tidak menghalangi semangat dari dosen dan mahasiswa yang bersangkutan untuk melaksanakan pembelajaran.

“Selain karena kurikulumnya baru, kita juga melaksanakan pembelajaran secara offline sehingga materi yang disampaikan bisa lebih masuk dan dari tingkat pemahamannya juga lebih matang karena kita langsung bertatap muka dengan dosen,” pungkasnya.

Dari segi kehebatan Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia sendiri ternyata menyimpan juga beberapa kekurangan dan harapan dari Afdhol agar dapat diperbaiki di masa yang akan datang.

“Kalau dari program studi profesi Apoteker sendiri secara teknis mulai dari pengajarnya hingga fasilitasnya sudah cukup enak, hanya saja dalam pemberitahuan informasi seputar pembelajaran terkadang mendadak tetapi mungkin semua kampus juga kayak gitu, dan menurut saya pribadi mungkin sebelumnya memang ada trouble dari angkatan sendiri yang kurang kompak, tetapi dari kampusnya sendiri sih sudah maksimal,” jawabnya dengan tegas.

“Harapan ke depannya, soal-soal untuk pmb jangan terlalu monoton karena itu bisa jadi boomerang sendiri bagi Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia karena soal-soal yang dikeluarkan sebenarnya hanya itu-itu saja, sedangkan taraf dari kelulusan itu nanti dapat berpengaruh banget ke sumber daya manusia dari Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia takutnya karena akreditasi dari yang sebelumnya itu C dengan meningkat langsung ke B dalam waktu singkat seperti ini, itu nanti bisa jadi boomerang tingkat sumber daya manusianya yang kurang bagus,” ungkap Afdhol.

Penulis: Rista Awalia

Editor: Hana Nur Asilah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.