Niat dan Keinginan Bersama Mengantarkan ke Gelar Apoteker

Foto Koordinator Angkatan Apoteker Gelombang Tiga

Belum lama ini, pada hari Selasa, 20 September 2022 yang lalu telah dilaksanakan sidang terbuka pengambilan sumpah atau janji apoteker gelombang tiga Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Bandung.

Ada sesuatu yang menjadi perhatian dari semua peserta sumpah atau janji apoteker, yaitu dari koordinator angkatan program studi apoteker yang bernama apt. Gamal Ahmad, S.Farm. Semasa menjabat sebagai koordinator angkatan, Gamal memiliki niat dan keinginan bersama dengan teman-temannya yang lain. Menurutnya meskipun berbeda kepala hingga berbeda isi pikiran, sebagai koordinator harus menyatukan semua. Gamal yakin semua bisa disamaratakan dan masih bisa disatupadukan.

“Saya cuma pengen kita sama-sama mengemban kuliah, sama-sama masuk dan sama-sama lulus, maka dari itu kita singkirkan ego masing-masing dulu, kita jadi satu angkatan, masuk bareng-bareng, pulang juga bareng-bareng,” tuturnya saat wawancara.

Tantangan Gamal bukan hanya menyatukan isi kepala tiap teman-teman seangkatannya, tetapi ada satu lagi, yaitu Gamal belum mengetahui Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia dari segi apa pun, tetapi dengan niat dan keyakinan, tidak ada yang tidak mungkin karena semua bisa dikenali dan diadaptasi. Menurutnya, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia termasuk kampus yang mengasikkan dan tidak membosankan.

Gamal mengakui bahwa mendapat gelar apoteker itu cukup melelahkan, dari setiap proses yang dilaluinya ada satu hal berkesan, yaitu semua perkuliahan yang diadakan di Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia sesuai dengan peraturan yang ada. Selain itu, sistem pembelajaran yang dilakukan itu lebih dari memadai.

“Dari nol sampai sepuluh, nilainya sebelas koma lima. Lebih dari memadai,” jawab Gamal dengan tegas.

Pada akhir sesi wawancara, Gamal mengatakan keinginannya setelah mendapatkan gelar apoteker, ia ingin menempuh ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Sebagai penutupan, Gamal menitipkan pesan dan motivasi kepada teman-teman yang ingin melanjutkan ke program studi apoteker.

“Kalau kalian tujuh kali jatuh, harus delapan kali bangkit karena tidak ada kesukesan tanpa jerih payah. Kesuksesan itu harus lewati jerih payah. Kita tahu ini susah, tapi kita bisa jalani. Sedikit demi sedikit pasti bisa. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tapi ingat saja, kalau kalian jatuh, kalian tujuh kali jatuh, harus delapan kali bangkit. Harus lebih dari sebelumnya, harus kuat dari sebelumnya,” pungkasnya.

Penulis : Rizka Zaidah Mawlidiyah

Editor  : Amanda Tri Kartika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.